News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mobil Listrik

Penjualan Tesla di China Anjlok 41 Persen Imbas Dicabutnya Insentif Pembelian Mobil Listrik

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pabrik perakitan mobil Tesla di Shanghai, China. Penjualan mobil listrik besutan pabrik otomotif Tesla Inc di pasar China dilaporkan mengalami penyusutan tajam, hingga anjlok sebesar 41 persen selama Desember 2022.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Penjualan mobil listrik besutan pabrik otomotif Tesla Inc di pasar China dilaporkan mengalami penyusutan tajam, hingga anjlok sebesar 41 persen selama Desember 2022.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi penjualan mobil listrik di China secara global yang mencatatkan lonjakan sebesar 2,4 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 2,19 juta unit.

Mengutip dari Reuters, penurunan yang terjadi pada penjualan mobil listrik Tesla imbas dari kebijakan pencabutan insentif pembelian mobil listrik yang dilakukan oleh otoritas pusat. Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya penguncian Covid-19 yang ketat sepanjang 2022.

Baca juga: Mobil Tesla Jatuh ke Tebing di California hingga Remuk, Pengemudi Diduga Ingin Bunuh Keluarganya

Sejumlah tekanan ini yang kemudian membuat produksi Tesla di China terganggu, hingga berdampak pada menyusutnya permintaan penjualan mobil listrik Tesla selama Desember 2022.

Sinyal penurunan penjualan mobil listrik mulai dialami Tesla usai perusahaan otomotif milik miliarder Elon Musk dilanda sejumlah masalah diantaranya seperti anjloknya saham Tesla, akibat aksi jual saham yang dilakukan Musk untuk mendanai proyek Twitter.

Meski Musk telah memberikan diskon spesial untuk masyarakat China yang akan melakukan pembelian kendaraan listrik Model 3 dan Model Y, sebesar 10.000 yuan atau sekitar Rp 22,9  juta (satuan kurs Rp 2.292) serta subsidi asuransi senilai 4.000 yuan atau Rp 9 juta. 

Akan tetapi hal tersebut belum cukup mampu mendorong lonjakan permintaan mobil listrik Tesla, justru penjualan kendaraan di pabrik ini terus mengalami penyusutan tajam, bahkan jadi yang terendah sejak tahun 2021 silam.

“Kami tidak melihat pemotongan harga membawa perubahan besar dalam lanskap persaingan karena kami sebelumnya memperkirakan skala penjualan Tesla akan tetap stabil di sekitar 800.000 unit per tahun,” kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA), Selasa (10/1/2023).

Kondisi ini berbanding terbalik dengan pembuat EV top China BYD, yang justru melaporkan lonjakan penjualan di sepanjang tahun 2022. Menurut laporan penjualan BYD model hibrida plug-in dan EV murni dalam setahun terakhir sukses menjadi primadona masyarakat China hingga 10.000 unit ludes terjual.

Baca juga: Penjualan Mobil Listrik Tesla di 2022 Pecah Rekor, Tembus 1,31 Juta Unit

Lonjakan tersebut diraih BYD lantaran sebagian besar kendaraan yang dipasarkan lolos dari persyarat potongan subsidi yang diajukan pemerintah China.

Walau penjualan Tesla mencetakan pelemahan nilai, namun CPCA mengharapkan penjualan mobil energi baru, terutama EV mencapai 8,5 juta unit pada tahun 2023, menyumbang 36 persen dari total penjualan mobil baru di China.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini