News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mobil Listrik

Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik, Pertamina Usulkan Tiga Hal di Forum Bisnis Internasional

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam Indonesia Economic Development Through Downstream Industries and Inclusive Partnership, Pertamina merekomendasikan kebijakan percepatan penggunaan energi berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Berkomitmen mengembangkan ekosistem kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) agar lebih cepat terimplementasi, Pertamina ingin memproduksi baterai EV dengan memanfaatkan nikel yang berlimpah di dalam negeri.

Komitmen Pertamina ini sejalan dengan rekomendasi yang diajukan oleh Gugus Tugas Energi, Keberlanjutan dan Iklim B20 (Business 20-Task Force Energy, Sustainability, and Climate / B20-TF ESC) yang diantaranya mengajukan rekomendasi kebijakan untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).

"Kami mengusulkan beberapa rekomendasi kebijakan dan aksi kebijakan, terutama bagaimana mempercepat penetrasi EV di setiap negara," Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang juga menjabat sebagai Ketua B20-TF ESC selama G20 tahun 2022 dalam event World Economic Forum, di Davos.

Baca juga: Pertamina Berencana Produksi Baterai Kendaraan Listrik

Dalam acara yang bertema "Indonesia Economic Development Through Downstream Industries and Inclusive Partnership", Nicke mengungkap rekomendasi kebijakan tersebut antara lain percepatan penggunaan energi berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi.

Untuk mempercepat penggunaan energi berkelanjutan, Pertamina menargetkan efisiensi energi, dengan elektrifikasi menjadi faktor penentu keberhasilan.

"Ada target efisiensi energi sisi permintaan, bagaimana mengelola efisiensi energi dari sisi permintaan dan kami percaya elektrifikasi menjadi faktor kunci keberhasilan," ungkapnya.

Selain itu, Nicke juga menyoroti perlunya pembiayaan, terutama dari negara maju, mengingat transisi energi ke energi terbarukan membutuhkan investasi modal yang sangat besar, sehingga diperlukan dukungan investasi dari negara maju.

Selanjutnya, rekomendasi kebijakan kedua, adalah perlunya memastikan transisi yang adil dan terjangkau.

Dalam rekomendasi tersebut, Nicke menyoroti perlunya mempersiapkan transisi yang berkeadilan dari sektor yang terdampak transisi energi terhadap sektor terkait.

Ia menyebutkan perlunya memastikan praktik berkelanjutan dalam akses mineral untuk membangun infrastruktur energi baru yang bersih dan rendah karbon, termasuk kendaraan listrik. Rekomendasi ketiga adalah perlunya peningkatan ketahanan energi.

"Kami membutuhkan kerangka kerja dan regulasi seperti insentif untuk mempromosikan dan mengakselerasi ekosistem EV," terang Nicke.

B20-TF ESC adalah komunitas bisnis yang mendukung G20 dengan rekomendasi kebijakan yang berdampak dan dapat ditindaklanjuti dari aspek bisnis.

Memiliki lebih dari 150 anggota, dengan delapan ketua bersama dipilih dari beberapa negara dengan jenis energi yang berbeda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini