Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, menyampaikan jumlah penerima insentif mobil listrik mencapai 35.900 unit.
"Itu (program) lebih fleksibel, tetapi selama ini kita coba dua tahun dulu. Untuk seluruh kendaraan listrik berbagai tipe tadi. Jumlahnya akan kita lihat dan evaluasi. Sampai hari ini kita targetnya masih di angka itu (mobil 35.900 unit)," tutur Taufiek, Senin (20/3/2023).
Program insentif mobil listrik untuk sementara akan diberikan kepada dua pabrikan, yaitu Wuling untuk model Air EV dan Hyundai untuk Ioniq 5.
Keduanya telah berhasil melengkapi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen.
Selain itu, insentif ini sekaligus jurus pemerintah untuk menarik investor otomotif baru. Taufiek menyebut sudah ada tiga automaker yang tertarik menanam investasi pembuatan mobil listrik di Tanah Air.
"Kita bersaing dengan sesama negara ASEAN. Ada tiga investor baru, tetapi saya tidak mau menyebut namanya, takut itu nanti confidential. Itu ada merek mobil Eropa, China dan Jepang," ungkapnya.
Automaker asal Eropa yang akan masuk ke Indonesia diprediksi adalah Stellantis.
Group otomotif ini menjual mobil bermerek Abarth, Alfa Romeo, Chrysler, Citroën, Dodge, DS, Fiat, Fiat Professional, Jeep, Lancia, Maserati, Opel, Peugeot, Ram dan Vauxhall, serta suku cadang bermerek Mopar.
Di Indonesia, Citroën yang merupakan bagian dari Stellantis Group sendiri baru saja memulai penjualan ke masyarakat. Perusahaan menyatakan memiliki komitmen kuat untuk pasar Indonesia.
Sementara secara global, Stellantis yang baru saja merger dengan Fiat Chrysler Automobiles dan Peugeot SA, ingin menjual 5 juta unit kendaraan listrik murni pada 2030.
Baca juga: Pemerintah Terus Bermanuver Kejar Komitmen Tesla hingga BYD untuk Berinvestasi di RI
Guna mendukung ambisi tersebut, Indonesia menjadi basic produksi yang tepat. Dimana merupakan penghasil nikel terbanyak dan didukung dengan berbagai regulasi yang memudahkan investor.
Baca juga: Stellantis Dirikan Pabrik Mobil Pertama di Afrika Selatan pada 2025
Untuk merek asal China, merek yang diperkirakan adalah BYD. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tengah menjalin komunikasi intensif dengan perusahaan mobil listrik nomor 1 di dunia tersebut. Sedangkan merek otomotif asal Jepang masih menjadi rahasia hingga saat ini.