Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Hyundai Motor Group tengah bersiap menjajaki kerjasama dengan LG Energy Solution Ltd. untuk membangun pabrik pembuatan baterai mobil listrik di kawasan Amerika Serikat.
Rencana tersebut mencuat ke publik usai kedua perusahaan resmi menandatangani memorandum of understanding dalam sebuah seremonial di markas LG di Seoul pada Jumat (26/5/2023).
Dengan menggelontorkan dana senilai 4,3 miliar dolar AS, nantinya pabrik listrik ini akan dibangun Hyundai di daerah Bryan County, Georgia, AS. Dengan kapasitas tahunan sebesar 30 GWh, pabrik baru Hyundai diproyeksikan dapat memasok daya untuk 300.000 kendaraan listrik.
Baca juga: Terima Kunjungan Delegasi US-ABC, Jokowi Bahas Pembangunan Ekosistem Mobil Listrik
“Pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 30 gigawatt-jam (GWh), cukup untuk 300.000 EV,” kata Kepala Eksekutif Hyundai Motor Co. Jaehoon Chang.
Proyek investasi yang digagas keduanya agar produk kendaraan Hyundai dapat memenuhi kredit pajak dari pemerintah Amerika sebesar 7.500 dolar AS.
Mengingat saat ini pemerintah Biden memberlakukan aturan ketat dengan mewajibkan para produsen mobil untuk memanfaatkan sumber daya dan mineral penting lainnya yang bersumber dari Amerika.
Selain untuk memenuhi target kredit, langkah ini diambil Hyundai agar pihaknya dapat membantu pemerintah Amerika mengenjot produksi baterai listrik dalam negeri. Dengan begitu Amerika dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemasok baterai dari Cina.
“Dua pemimpin yang kuat dalam industri otomotif dan baterai telah bergandengan tangan, kami siap untuk mendorong transisi EV di Amerika," jelas Chang.
Seperti yang dilansir dari Reuters, rencananya pembangunan baterai pabrik listrik akan mulai di garap Hyundai dan LG mulai paruh kedua tahun 2023. Sementara untuk produksi akan dimulai paling cepat pada akhir 2025.
Sebagai informasi, pembangunan pabrik baterai listrik bukan kali pertama yang dilakukan Hyundai.
Pada April, produsen otomotif ini telah lebih dulu menyelesaikan usaha patungan baterai EV senilai 5 miliar dolar AS dengan menggandeng SK On, untuk membangun pabrik baterai di Amerika.