Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya yakni Pertamina New & Renewable Energy berkomitmen untuk aktif membangun ekosistem industri baterai hingga kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air.
Direktur Proyek dan Operasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Norman Ginting mengatakan, hal ini sejalan dengan Indonesia yang memiliki potensi dan peluang yang besar untuk menjadi pemimpin di industri tersebut.
“Pertamina terus bergerak menghadapi disrupsi dunia energi, dan sebuah keniscayaan bagi Pertamina untuk fokus dalam pengembangan energi-energi bersih dan pengurangan emisi karbon, termasuk di dalamnya mendukung pengembangan EV Ecosystem,” ucap Norman dalam pernyataannya, dikutip Rabu (14/6/2023).
Baca juga: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Dorong Mazda Produksi Mobil Listrik MX-30 di Indonesia
Norman menjelaskan, Pertamina telah membangun ekosistem KBLBB dengan berbagai inisiatif dan pilot project yang telah dan akan dijalankan.
Inisiatif yang dimaksud seperti pengembangan Battery Swapping Station/Charging Station dan Hydrogen Fuel Station untuk Fuel Cell EV.
Norman melanjutkan, Pertamina NRE juga memiliki partisipasi dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) memiliki aspirasi untuk masuk ke dalam rantai nilai ekosistem baterai dan KBLBB dari hulu hingga hilir.
Menurut Norman, Pertamina melihat Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia memiliki peran strategis dalam pengembangan industri baterai dan ekosistem KBLBB untuk memenuhi kebutuhan lokal dan global.
Pertamina memiliki jaringan suplai dan distribusi yang sangat luas di Indonesia.
Ini menjadi modal awal dalam melakukan transisi pembangunan infrastruktur battery swapping maupun charging agar para pengguna kendaraan listrik mudah dalam melakukan pengisian ulang daya untuk kendaraannya.
Selain itu, Pertamina melihat pentingnya kebutuhan standarisasi battery pack khususnya untuk kendaraan bermotor listrik roda dua, untuk memudahkan pengguna dalam melakukan penukaran baterai.
Pertamina memandang telah banyak regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk mempercepat adopsi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Namun demikian, tetap perlu ditingkatkan beberapa tambahan regulasi/insentif khusus bagi para penggunaan kendaraan listrik, sehingga kendaraan listrik semakin menarik bagi para pengguna.
Baca juga: Kemenperin: Kebutuhan Nikel untuk Baterai Kendaraan Listrik Hingga 2035 Sebanyak 59.506 Ton
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa pengembangan ekosistem KBLBB sejalan dengan komitmen mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menjalankan roadmap transisi energi.
“Terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang baik akan mendukung program transisi energi Indonesia dan pencapaian target NZE 2060 Indonesia," papar Fadjar.
"Melalui Sub Holding New & Renewable Energy, Pertamina berkomitmen untuk terus mengembangkan energi bersih di Indonesia dalam bentuk inisiatif-inisiatif dalam pengembangan energi baru dan terbarukan serta dekarbonisasi,” pungkasnya.