Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA) dikabarkan sedang menyelidiki hampir 40.000 unit kendaraan listrik (EV) Hyundai Ioniq 5 atas keluhan hilangnya daya oleh sejumlah konsumen di AS.
Badan tersebut mengatakan, banyak konsumen di AS melaporkan suara letupan keras diikuti dengan peringatan yang ditampilkan di dasbor mobil mereka, dan saat itu juga mobil mengalami kehilangan tenaga yang berkisar dari pengurangan akselerasi hingga kehilangan total.
“Tinjauan awal menunjukkan terlalu banyak arus di dalam unit dapat merusak transistor, mengakibatkan ketidakmampuan untuk mengisi ulang baterai 12V,” kata NHTSA.
Menanggapi kejadian itu, Hyundai pun berjanji akan memperbarui perangkat lunak kendaraan yang terkena dampak dan mengganti Integrated Charging Control Unit (ICCU) jika diperlukan.
"Kami menghargai hubungan kerja sama kami dengan NHTSA dan telah melakukan dialog secara rutin, terbuka, dan transparan dengan agensi mengenai topik ini," kata Hyundai.
Respon Pemilik Ioniq 5
NHTSA melakukan wawancara dengan beberapa pemilik Hyundai Ioniq 5 dan sebagian besar dari mereka mengeluhkan tenaga mobil yang kurang responsif hingga mobil tersebut berhenti secara tiba-tiba.
“Saya mendengar letupan keras dari dalam mobil dan mobil saya langsung kehilangan kecepatan dari 55 mph menjadi 22 mph hanya dalam waktu beberapa detik saja,” kata seorang pemilik Ioniq 5 yang tidak disebutkan namanya.
Baca juga: Hyundai Genjot Pengiriman Ioniq 5 ke Konsumen, Target 1.000 Unit Setiap Bulan
Hingga berita ini dibuat, NHTSA tidak melaporkan berapa jumlah korban yang mengalami luka-luka akibat masalah pada mobil listrik Hyundai Ioniq 5.