Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Honda CR-V Hybrid memiliki potensi terbakar setelah identifikasi pada paket baterai lithium-ion yang dilakukan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat.
Risiko tersebut diakibatkan oleh komponen terminal negatif di dalam kemasan baterai yang diproduksi dengan ketebalan sisa pelapis tembaga yang tidak sesuai spesifikasi.
Cacat produksi ini dapat menyebabkan pelapis retak, yang dapat mengekspos aluminium di bawahnya. Saat aluminium berinteraksi dengan elektrolit baterai, aluminium dapat membentuk paduan yang membahayakan integritas sel baterai.
Dalam skenario terburuk, hal ini dapat menyebabkan terminal atau busbar di dalam baterai rusak. Jika kerusakan terjadi saat baterai diberi energi, akan ada kemungkinan percikan api yang berisiko kebakaran.
Melansir Carscoop, baterai lithium-ion yang dimaksud dipasok oleh Panasonic, pemain utama dalam industri baterai.
Secara total, setidaknya ada 98 Honda CR-V Hybrid 2023, model yang berpotensi terbakar ini diproduksi antara 6 Oktober 2022 dan 24 Januari 2023.
Panasonic kabarnya telah memberi tahu Honda tentang masalah tersebut pada pertengahan Januari 2023 ketika menemukan kebocoran sel baterai selama inspeksi.
Baca juga: Gara-gara Mercedes-Benz EQE Meledak, Pemilik EV di Seoul Tak Boleh Isi Baterai di Atas 90 Persen
Awal tahun ini, Panasonic memberi tahu Honda bahwa terminalnya dapat pecah dan kebocoran dapat menyebabkan busbar terputus.