Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Produsen mobil Renault dan Geely secara resmi mengumumkan pendirian perusahaan patungan (joint venture) untuk mengembangkan kendaraan hybrid.
Kedua perusahaan juga akan menginvestasikan 7,7 miliar dolar AS untuk memproduksi hingga lima juta mesin dan transmisi pembakaran internal, hybrid dan plug-in hybrid.
Selain itu, usaha patungan ini juga bertujuan untuk menjadikan kedua perusahaan sebagai pemimpin dalam pengembangan powertrain hybrid generasi mendatang
"Powertrain" mengacu pada seluruh mekanisme, termasuk mesin, yang memungkinkan kendaraan bergerak.
“Investasi ini diharapkan akan selesai sebelum akhir tahun,” kata Renault sembari menambahkan bahwa Saudi Aramco juga mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam usaha patungan tersebut.
Dalam hal ini, Saudi Aramco akan membantu mendanai penelitian bahan bakar sintetis dan hidrogen, yang keduanya merupakan kunci dekarbonisasi sektor otomotif, termasuk mobil dengan mesin pembakaran internal.
Baca juga: Suzuki New XL7 Hybrid Resmi Diniagakan, Harga Mulai dari Rp 283,9 Juta
Awal tahun ini, Reuters melaporkan Saudi Aramco sedang dalam diskusi lanjutan dengan Renault dan Geely untuk mengambil 20 persen saham dalam usaha patungan tersebut, mengutip tiga sumber yang mengetahui masalah itu.
Rekor Penjualan EV di China
Kemitraan Renault dengan Geely, yang merupakan produsen mobil swasta terbesar di China diyakini akan memperdalam aksesnya ke pasar kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia.
Baca juga: Lexus Resmi Niagakan RZ Listrik dan RX Hybrid Berperforma Tinggi di Indonesia
Penjualan EV di China melonjak pada kuartal II 2023, mencapai rekor tertinggi pada bulan lalu yang didorong oleh pemotongan harga oleh pembuat mobil dan subsidi pemerintah daerah, menurut Asosiasi Mobil Penumpang China.
Kendaraan lain yang mengalami peningkatan penjualan, termasuk yang bertenaga baterai, mesin hibrida plug-in, dan mesin sel bahan bakar.