TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desain bus yang indah membuat sedap dipandang. Tidak sekadar menghasilkan produk bodi bus yang gagah tapi juga elegan sekaligus memancarkan aura berwibawa sebagai moda transportasi massal.
Karenanya, dalam mendesain sebuah bus, tim riset dan pengembangan di industri karoseri beserta tim engineering tidak bisa main-main.
Baik itu sekedar untuk menghadirkan model penyegaran atau facelift alias refreshment dari model existing, maupun untuk menghadirkan model yang sama sekali baru alias all new model.
Membaca tren selera pasar termasuk mendatangi pameran industri transportasi bus di luar negeri bisa menjadi salah satu sumber inspirasinya.
"Kalau kita bikin desain busnya jelek itu akan membuat pemasaran tidak berhasil," ujar Kusririn, Manajer R&D Karoseri Laksana, Ungaran, dalam perbincangan dengan Tribunnews di workshopnya, awal Juli 2023 lalu.
Kusririn bercerita, dia dan timnya sebisa mungkin menghasilkan ide desain bus yang orisinil dari hasil brainstorming, bukan menjiplak desain karoseri bus dari luar negeri.
Hasilnya, bus-bus produksi Laksana yang lahir dari tangan dia dan timnya disukai konsumen, para pengusaha transportasi di Tanah Air. Bahkan, produknya juga sudah diekspor ke beberapa negara seperti Bangladesh dan Republik Fiji.
"Kita dulu nekat bikin desain sendiri. Kalau tidak bikin sendiri orang tidak tahu kita bisa apa dan ternyata itu berhasil dan produk kita diterima pasar," ungkap Kusririn.
Baca juga: Legacy SR3 Panorama Pakai Kaca Tegak, Desainnya Agak Aneh, Ini Alasan Desainer Karoseri Laksana
Kusririn bergabung pertama kali ke Karoseri Laksana tahun 2000 dan sejak itu dia terlibat langsung mendesain bus-bus yang rilis di Karoseri Laksana mulai dari model Panorama DX yang banyak diaplikasikan pada bus-bus bermesin Hino, misalnya pada bus pesanan PO Sinar Jaya, Bekasi.
Sesudah itu, Kusririn merancang desain terbaru bus besar Laksana dan menghasilkan model bus dengan tarikan garis desain yang simpel dan minimalis dengan nama Proteus dan Nucleus 1 yang kemudian dilanjutkan sampai model facelift Nucleus 3.
Baca juga: Bus Mesin Depan Tak Bisa Pakai Model Legacy SR3, Desainer Karoseri Laksana Punya Alasan Ini
Kusririn dan timnya kemudian melahirkan model anyar New Nucleus dan New Proteus untuk bus besar dan model Sonic untuk bus medium.
Dia dan timnya juga menciptakan desain bus untuk transportasi dalam kota atau bus kota. Model pertamanya adalah Cityline, lalu lahir Cityline 1 hingga Cityline 3.
Kreativitas tim ini terus diasah dan kemudian menciptakan model terbaru bus besar untuk sasis tipe mesin depan, Discovery. Beberapa tahun kemudian model ini direfreshment menjadi New Discovery.
Baca juga: Karoseri Laksana Sukses Uji Tabrak Depan Bus dengan UN EC R29, Posisi Sopir dan Kernet Selamat
Untuk bus medium, Kusririn kemudian menciptakan model terbaru Tourista dengan desain bodi lebih lebar untuk memberikan ruang kabin lebih lega ke penumpang.
Model ini kemudian dilahirkan kembali versi facelift-nya dengan nama New Tourista.
Bus-bus generasi Legacy yang lahir belakangan hadir dengan nama Legacy SR-1 yang membuat pesanan bus di Karoseri Laksana melonjak, lalu disusul model facelift ke Legacy SR2 HD DG R, Legacy HDD R S-Series, serta Tourista Double Glass dan SR2 Double Decker.
"Kita selalu perhatikan 3 aspek dalam setiap mendesain bus, yakni karakter, proporsi dan detilnya. Karakter misalnya, bisa dilihat dari desain headlamp yang gagah, inovatif dan modern," tegas Kusririn.