Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Uni Eropa (UE) berencana membuka penyelidikan terhadap Tesla dan BMW sebagai bagian dari investigasi yang sedang berlangsung usai melonjaknya impor mobil listrik asal China.
“Ada banyak spekulasi, tetapi pada tahap ini cakupan penyelidikannya belum diputuskan. Jadi kami sedang melakukan konsultasi pra-inisiasi dengan otoritas China dan cakupannya masih harus ditentukan,” kata Valdis Dombrovskis, ketua komisi perdagangan Uni Eropa dalam sebuah pernyataan, Kamis (28/9/2023).
“Jadi yang diumumkan pihak komisi adalah tidak hanya mencakup kendaraan listrik merek China saja,” sambungnya.
Baca juga: Nissan Akan Rilis Beberapa Model Mobil Listrik Baru ke Pasar Eropa
Seimbangkan Perdagangan
Sebelumnya, China dan Uni Eropa telah sepakat untuk bertukar informasi mengenai pengendalian ekspor sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan terkait ketidakseimbangan perdagangan dan masalah geopolitik.
Kesepakatan itu muncul usai Dombrovskis bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Beijing pada Selasa (26/9/2023).
Dombrovskis mengatakan hubungan tersebut berada di “persimpangan jalan” dan eksportir blok tersebut membutuhkan akses yang lebih baik ke China.
“Hubungan kita perlu diseimbangkan kembali agar bisa saling menguntungkan, berdasarkan transparansi, keadilan, prediktabilitas, dan timbal balik. Saya senang kami membuat kemajuan dalam mengatasi beberapa masalah akses pasar,” kata Dombrovskis.
Kedua belah pihak juga sepakat untuk meningkatkan transparansi rantai pasokan bahan mentah dan sedang mempertimbangkan “mekanisme” baru untuk melakukan hal tersebut.
Impor Mobil Listrik China Melonjak
Sebagaimana diketahui, hubungan antara China dan Uni Eropa telah memburuk dalam beberapa waktu terakhir menyusul adanya penyelidikan yang dilakukan komisi Eropa terkait melonjaknya impor mobil listrik asal China yang memicu kekhawatiran akan masa depan produsen mobil Eropa.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Eropa terbuka untuk kompetisi, tetapi “tidak untuk perlombaan menuju titik terbawah”.
“Pasar global kini dibanjiri mobil listrik yang lebih murah dan harganya dibuat tetap rendah karena subsidi negara yang sangat besar,” kata von der Leyen ketika berbicara di hadapan Parlemen Eropa pada Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Tesla Akan Bikin Mobil Listrik Murah di India dan Siapkan Sistem Penyimpanan Baterai Powerwall
“Jadi saya dapat mengumumkan bahwa komisi tersebut akan melakukan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik yang berasal dari China,” sambungnya.
Uni Eropa sendiri menetapkan bea masuk sebesar 10 persen pada mobil yang diimpor dari China, lebih rendah jika dibandingkan dengan bea masuk sebesar 27,5 persen untuk Amerika Serikat. Di saat itu pula pabrikan China mulai mengambil keuntungan dengan mendapatkan pijakan yang signifikan di pasar Eropa.