Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Hyundai Motor Group berencana memproduksi baterai lithium iron phosphate (LFP) secara mandiri untuk mendukung harga kendaraan listrik (EV) yang lebih terjangkau.
Menurut laporan media lokal, produsen mobil asal Korea Selatan itu akan menyelesaikan pengembangan baterai LFP-nya pada 2024.
Hyundai juga mengatakan pihaknya telah membentuk unit khusus untuk setiap komponen pengembangan baterai.
Baca juga: Hyundai Ioniq 5 Kuasai Pangsa Pasar Mobil Listrik Harga Rp 700 Jutaan
Nantinya mobil listrik Hyundai dengan baterai LFP barunya akan menampilkan peningkatan kepadatan energi dan peningkatan efisiensi suhu rendah.
Beberapa waktu lalu, Hyundai telah mengumumkan kerja sama dengan SK On dan LG Energy Solutions, untuk meningkatkan penjualan kendaraan listrik di Korea Selatan.
Langkah ini dilakukan ketika Hyundai bertujuan untuk melepaskan diri dari China dengan memproduksi baterai LFP yang lebih murah.
Baca juga: Samsung SDI Pasok Baterai Mobil Listrik ke Hyundai Motors Mulai 2026
“Seperti pembuat kendaraan listrik terkemuka dunia Tesla dan BYD, jika Hyundai mengembangkan lebih banyak baterai kendaraan listrik, hal ini dapat meningkatkan produksi dan memangkas biaya keseluruhan,” kata Lee Ho-geun, profesor teknik mobil di Universitas Daeduk.
Rencananya baterai LFP yang lebih murah akan dipasang pada model EV entry-level dan harga menengah Hyundai dan Kia mulai 2025.
Peningkatan Permintaan Kendaraan Listrik dengan Harga Terjangkau
Permintaan terhadap kendaraan listrik yang terjangkau terus meningkat di pasar otomotif terkemuka secara global. Produsen kendaraan listrik terbesar di China, BYD, mengalami rekor pertumbuhan dengan model kendaraan listrik berbiaya rendah seperti hatchback listrik Dolphin dan Yuan Plus (Atto 3), yang dibanderol dengan harga sekitar 20.000 dolar AS di banyak pasar.
BYD juga membuat baterai sendiri dan melakukan outsourcing ke perusahaan lain, termasuk Kia, Tesla, Toyota, dan lainnya. Raksasa otomotif ini membukukan rekor keuntungan sebesar 1,4 miliar dolar AS pada kuartal III (Juli-September) 2023, meskipun perang harga kendaraan listrik semakin intensif di China dan luar negeri.