Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Daihatsu Motor Company memastikan bahwa pihaknya telah melanjutkan pengiriman kendaraan ke Indonesia pada Jumat (22/12/2023) pasca terbongkarnya skandal keselamatan yang memengaruhi produksi mobilnya.
Pengiriman kembali mobil Daihatsu dilakukan usai pihak berwenang Indonesia mengonfirmasi keamanan mobil Daihatsu, serta yang diproduksi oleh unit lokalnya di bawah merek Toyota Motor Corporation.
“Pihak berwenang Indonesia telah memberi ‘lampu hijau’ untuk dimulainya kembali pengiriman mobil dari Jepang,” kata juru bicara Daihatsu.
Baca juga: Pemasok Suku Cadang Bakal Terimbas Negatif Jika Daihatsu Berhenti Produksi Terlalu Lama
Daihatsu mengatakan pihaknya akan melanjutkan pembicaraan dengan regulator di negara-negara Asia lainnya untuk memastikan kelanjutan pengiriman mobilnya.
Skandal Keselamatan Daihatsu
Sebelumnya diberitakan bahwa Daihatsu telah terlibat kecurangan dalam uji keselamatan hampir semua model kendaraan yang diproduksi saat ini serta beberapa mobil yang dibuatnya di masa lalu.
Adapun laporan terbaru menunjukkan cakupan skandal tersebut jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya dan berpotensi mencoreng reputasi produsen mobil dalam hal kualitas dan keselamatan.
Daihatsu pun angkat bicara dan mengatakan pihaknya telah menemukan kesalahan tes yang dilakukan setelah adanya laporan whistleblower. Pihaknya juga mengatakan telah melaporkan masalah ini ke badan pengatur dan menghentikan pengiriman model yang terkena dampak.
Perusahaan kemudian menghentikan penjualan kendaraan listrik hibrida Toyota Raize dan model Rocky miliknya setelah juga menemukan masalah dalam pengujian kedua model tersebut.
Beri Kompensasi ke Pemasok
Perusahaan itu pun sepakat untuk memberikan kompensasi kepada 423 pemasok domestik yang mempunyai hubungan bisnis langsung dengan pabriknya di Jepang yang masih menganggur karena skandal keselamatan.
Baca juga: Skandal Uji Keselamatan, Toyota Indonesia Upayakan Pabrik Tetap Bisa Berproduksi
“Spesialis mobil kecil tersebut telah menghentikan produksinya di Jepang hingga akhir bulan depan,” kata sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya.
“Perusahaan akan mempertimbangkan untuk memberikan kompensasi kepada pemasok berdasarkan volume bisnis masa lalu dan berupaya menilai dampak penghentian tersebut terhadap jaringan pemasoknya yang luas,” sambungnya.