TRIBUNNEWS.COM - Meski mobil hybrid mulai banyak diminati, tak dipungkiri masih ada yang ragu menggunakannya untuk mobilitas sehari-hari. Salah satunya meragukan ketahanan baterai pada mobil hybrid.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keraguan sebagian kalangan mengenai performa berkendara sebuah Hybrid Electric Vehicle (HEV). Kendaraan elektrifikasi (xEV) jenis ini memang ditargetkan untuk mencapai efisiensi mesin pembakaran dalam (ICE) terbaik supaya hemat bahan bakar dan rendah emisi.
Karena identik dengan hemat bensin, maka seolah-olah performanya akan dikorbankan. Padahal, HEV memiliki senjata andalan yakni motor listrik atau motor elektrik.
Motor listrik dihadirkan untuk memenuhi dua kebutuhan, menggantikan tugas mesin bensin di kondisi stop and go supaya irit bensin dan bebas polusi serta bersinergi di kecepatan cruising atau kecepatan tinggi untuk meningkatkan performa mobil.
Dengan spirit continuous improvement, hybrid engine Toyota telah bertransformasi jauh sejak Prius Gen-1 hadir di tahun 1997. Toyota Hybrid System (THS) sebagai otak pengendali selalu berevolusi seiring perkembangan teknologi otomotif yang pesat. Pun dengan mesin bensin, motor listrik, baterai, transmisi, dan komponen hybrid lainnya yang terus ditingkatkan untuk mendapatkan efisiensi berkendara terbaik.
Untuk menjawab keraguan performa Hybrid EV Toyota, khususnya di Indonesia, ditemukan bahwa torsi pada motor listrik ternyata dapat mengalahkan torsi pada mesin bensin.
Baca juga: Toyota Indonesia Berhasil Ekspor 2,5 Unit Kendaraan T-Brand ke 100 Negara
4 Jenis Hybrid Engine Toyota di Indonesia
Toyota memasang empat jenis mesin hybrid pada produk yang dipasarkan di Indonesia. Paling kompak adalah 2NR-VEX 1.500 cc 4 silinder bertenaga 67 kW pada engine, dan 59 kW pada motor listrik dengan torsi 121 Nm pada engine, dan 141 Nm pada motor listrik.
Engine kompak ini digunakan oleh Yaris Cross HEV yang sangat cocok untuk mobilitas perkotaan. Kebutuhan stop and go dapat dipenuhi oleh motor listrik berkat torsinya yang besar 141 Nm, lebih baik 20 Nm ketimbang torsi mesin bensin.
Varian kedua adalah hybrid engine 2ZR-FXE 1.798 cc 4-silinder Dual VVT-i yang menghasilkan daya 95 PS pada 5.200 rpm dan torsi 14,47 kgm pada 4.000 rpm. Motor listriknya mampu menghasilkan daya 72 PS dan torsi 16,62 kgm. Dapur pacu ini dipakai oleh Corolla Altis HEV, Corolla Cross HEV, dan Corolla Cross GR Sport HEV.
Hybrid engine berikutnya berkode A25A-FXS 2.494 cc 4-silinder. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 178 PS pada 5.700 rpm dan torsi 22,5 kgm pada 3.500–5.200 rpm. Engine ini dipakai oleh Camry HEV, Alphard HEV dan yang terbaru Vellfire HEV.
Kijang Innova Zenix HEV mengaplikasikan teknologi terkini pada TNGA engine 2.0L M20A-FXS 1.987 cc 4 silinder Dual VVT-i bertenaga 152 PS pada 6.000 rpm dan torsi 19,1 Kgm pada 4.400-5.200 rpm. Diperkuat motor listrik berdaya 113 PS dan torsi 21 Kgm untuk menghasilkan tenaga gabungan 186 PS.
Dengan basis hybrid engine yang lengkap dan canggih, Toyota dapat menghadirkan lebih banyak lagi ever-better hybrid car di Indonesia. Pemakaian mesin tinggal disesuaikan segmen dan kebutuhan kendaraan masyarakat. Level of competitiveness-nya akan ikut terjaga karena diproduksi secara lokal.
Bedah Mesin Hybrid Kijang Innova Zenix HEV
Hybrid engine Kijang Innova Zenix HEV merupakan salah satu pinnacle of hybrid technology di Indonesia. Mesin spesial yang didedikasikan untuk platform TNGA:GA-C ini, mengusung teknologi advanced Dynamic Force Engine yang efisien dan bertenaga.
Engine TNGA 2.0L berkode M20A-FKS berkubikasi 1.987 cc 4 silinder Dual VVT-i yang menghasilkan tenaga 174 PS pada 6.600 rpm dan torsi 20,9 Kgm pada 4.500-4.900 rpm. Daya motor listrik mencapai 113 PS dan torsi 21 Kgm sehingga menghasilkan tenaga gabungan 186 PS pada sistem.
Dynamic Force Engine mengoptimalkan langkah piston yang lebih panjang (long stroke) ketimbang diameter piston untuk meningkatkan torsi, aliran udara di lubang intake dan exhaust dikondisikan sama, serta mengoptimalkan manajemen panas mesin dengan sistem pendingin variabel. Sistem D-4S mengatur injektor untuk menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi ke kepala piston dan intake secara bersamaan atau salah satu saja tergantung putaran mesin, suhu, dan parameter lainnya.
Dengan thermal efficiency yang lebih optimal, performa mesin meningkat, lebih efisien mengolah bensin, dan pastinya lebih ramah lingkungan karena emisi sangat rendah.
Kombinasi rantai dan gigi transmisi memperlebar jangkauan rasio transmisi untuk mengail potensi tenaga mesin pada kondisi berkendara yang sangat dinamis. Fitur ini unik karena Toyota menambahkan roda gigi dengan rasio 3,337 untuk maju dan 3,136 untuk mundur bersama rasio CVT di rentang 2,236-0,447.
Baca juga: Bukti Efisiensi Mesin Hybrid EV Toyota: Yaris Cross HEV dan Kijang Innova Zenix HEV
Mode Sequential Shiftmatic 10-speed memungkinkan perpindahan gigi seperti transmisi manual untuk meningkatkan kenikmatan berkendara. Sequential Shiftmatic Control yang sangat responsif diadopsi untuk mengendalikan torsi dengan cermat selama pergantian gigi yang mulus dan cekatan.
Tersedia mode berkendara Eco, Normal, Power, dan EV. Selama menggunakan mode Power, respons terhadap perubahan rasio sabuk baja ditingkatkan sehingga pengemudi dapat lebih merasakan G-force. Mode EV memastikan motor listrik bekerja mandiri untuk memberikan pengalaman berkendara mobil listrik murni yang zero emission.
Motor listrik yang compact mendapatkan pengembangan komponen untuk meningkatkan power. Downsized transaxle sebagai penyalur tenaga ke roda depan yang ditingkatkan kinerjanya untuk menyediakan efisiensi terbaik dan lebih senyap ketika beroperasi.
Baterai hybrid dikemas dalam paket yang kompak dan memiliki penyimpanan tenaga listrik yang maksimal di bawah kedua jok depan. Terdapat filter pada tutup saluran udara pendingin baterai, sehingga penumpukan debu di jalur pendinginan ditekan guna mencegah penurunan usia pakai baterai akibat suhu baterai naik.
Sebagai perbandingan, Kijang Innova Zenix Gasoline menggunakan mesin TNGA 2.0L berkode M20A-FKS Dynamic Force Engine. Dapur pacu 1.987 cc 4 silinder Dual VVT-i ini menghasilkan tenaga yang sama yakni 174 PS dan torsi 20,9 Kgm.
Sementara varian hybrid menghasilkan tenaga 174 PS dan torsi 20,9 Kgm. Suntikan daya listrik sebesar 113 PS dan torsi 21 Kgm menambah performanya sehingga lebih baik dari varian gasoline. Bahkan ketika motor listrik bekerja mandiri, torsinya melampaui torsi mesin bensin. Alhasil, Anda tidak perlu ragu akan performanya.
Peningkatan Kualitas Berkendara dari Platform TNGA
Kijang innova Zenix HEV menggunakan platform TNGA untuk memperoleh peningkatan kualitas berkendara yang signifikan di berbagai aspek. Seperti peningkatan rigiditas chassis yang membuat mobil lebih stabil dan mudah dikendalikan.
Berat total yang lebih enteng 170 kg dibandingkan generasi sebelumnya, memberikan power-to-weight ratio yang lebih baik sehingga berdampak pada fuel efficiency yang lebih hemat lantaran beban kerja mesin berkurang.
Kijang Innova Zenix HEV menggunakan sistem suspensi MacPherson strut di bagian depan dan semi-independent torsion beam di bagian belakang. Selain praktis, paduan kedua jenis suspensi tersebut sanggup menghasilkan kenyamanan berkendara prima di berbagai kondisi jalan.
Kenyamanan berkendara juga didapatkan dari aplikasi Electric Power Steering (EPS) yang dikembangkan supaya dapat memberikan putaran kemudi yang ringan di kecepatan rendah dan semakin berat dan responsif di kecepatan tinggi. Stabilizer di belakang menjaga kestabilan mobil supaya tidak mudah limbung.