News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polusi Udara di Jakarta Makin Mengkhawatirkan, DPRD Usulkan Solusi Bus Listrik

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bus listrik di DKI Jakarta.

Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM — Salah satu penyebab memburuknya kualitas udara di Jakarta adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) oleh kendaraan bermotor, termasuk sarana transportasi publik.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Menurut Ismail, salah satu penyumbang polusi terbesar di Jakarta yaitu transportasi umum, terutama armada bus. Dia menambahkan, persoalan polusi udara di Jakarta yang sudah lama dan semakin mengkhawatirkan itu tentu berdampak pada kesehatan warga.

Ismail mengungkapkan, selama ini pemerintah masih memberikan subsidi BBM kepada operator angkutan umum. Nilai subsidinya tergolong besar mencapai Rp 7 triliun per tahun.

Sayangnya, gas buang dari kendaraan ber-BBM tersebut menghasilkan emisi karbon yang menimbulkan sejumlah penyakit, terutama penyakit saluran pernapasan.

Selama ini, pemerintah juga memberikan subsidi kesehatan kepada masyarakat yang nilainya hampir dua kali lipat dari subsidi BBM, yakni mencapai Rp 12 triliun per tahun.

“Kebijakan subsidi BBM untuk angkutan umum ini ternyata menghasilkan emisi karbon. Emisi karbon ini menimbulkan sejumlah penyakit, yang ini juga menjadi beban bagi pemerintah dalam memberikan subsidi kesehatan. Nilai subsidi kesehatan ini pun cukup fantastis, mencapai dua kali lipat yaitu Rp 12 triliun per tahun,” kata wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Mengutip data dari sejumlah penelitian, emisi gas buang dari kendaraan menjadi sumber terbesar polusi di Jakarta. Kontribusi emisi gas buang kendaraan terhada polusi udara pada musim kemarau mencapai 57 persen, sedangkan pada musim penghujan mencapai 47 persen.

Baca juga: Tak Seperti Brand China, Daimler Belum Akan Buru-buru Bawa Bus Listrik ke Indonesia, Apa Alasannya?

Penelitian lain menunjukkan, kendaraan berat, seperti bus dan truk, menjadi penyumbang terbesar polusi udara akibat kendaraan di DKI Jakarta, yakni mencapai 32 persen. Penyumbang berikutnya adalah sepeda motor dan kendaraan light duty berbahan bakar diesel masing-masing 22%.

Di bidang kesehatan, polusi udara tercatat menjadi sumber penyakit penyebab kematian terbesar kelima di Indonesia, setelah tekanan darah tinggi, gula darah, merokok, dan obesitas.

Khusus penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), mencatat jumlah kasus yang cukup tinggi secara nasional, yakni mencapai 1,5-1,8 juta per tahun. Dalam hal ini, DKI Jakarta menjadi tiga besar provinsi dengan kasus ISPA terbanyak, bersama Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Baca juga: Mulai 25 Februari 2024, Damri Resmi Operasikan Bus Listrik BTS Surabaya, Ini Rute dan Tarifnya

Untuk itu, sebagai wakil rakyat, Ismail mendorong Pemprov DKI Jakarta dan BUMD penyelenggara jasa angkutan umum untuk segera meremajakan armada bus berbahan bakar fosil menjadi armada berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV).

“Nah, siklus ini lah yang mau kita ubah. Kalau konteksnya terkait transportasi umum massal yang menjadi kontributor terhadap pencemaran udara dan memicu berbagai penyakit pernapasan di masyarakat, maka kita harus segerakan (armada bus) dikonversi menjadi EV," ujar Ismail.

“Ketika ada upaya penyediaan armada baru ke depan, maka kita sudah arahkan dikonversi kepada tenaga listrik. Jadi, ini hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini