Pertanyaan itulah yang kemudian membuatnya melakukan riset tentang masalah sosial di desa asalnya di Magelang.
Mendapati persoalan pernikahan dini yang disebabkan oleh kemiskinan, ia akhirnya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga agar memperoleh pendapatan dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.
Sebelum mendirikan Kraosan, ia terlebih dulu membangun bisnis Raos Magelang yang bergerak di bidang kuliner, yakni berjualan pothil (makanan khas Magelang).
Sayangnya, setelah itu pandemi Covid-19 melanda. Bisnis Desy berubah menjadi usaha hampers.
Penjualan hampers yang dikemas dengan besek rupanya menarik perhatian konsumen yang jatuh cinta dengan wadah dari bambu tersebut.
Akhirnya Desy beralih dari bisnis kuliner Raos Magelang, menjadi kerajinan bambu bernama Kraosan.
Wah, keren sekali perjalanan Desy sang Srikandi untuk Negeri yang tertantang untuk memberikan dampak pada negeri sampai memberdayakan perempuan di desanya, ya.
Baca Juga: Jadi Ibu Sekaligus Perempuan Bekerja, Begini Cara Amaryllis Esti Wijono Jalani Perannya
(*)