Selain menjadi wartawan olahraga yang berkesempatan dua kali meliput Piala dunia, 1990 Italia dan 1994 Amerika, ia meliput Piala Eropa 1992 di Swedia.
Sejak 1994, ia menjadi komentator olahraga di berbagai televisi. Namun sejak 1995, ia mantab menjadi komentator tinju. Ia bersama Ary Sudarsono dan Tamara Geraldin membawakan acara Clasic Boxing yang ditayangkan di RCTI. Dan sejak pertengahan 2013, ia menjadi sport caster tvOne untuk acara Sport Heavyweight dan Sport Documentary.
Mahfudin Nigara beristrikan Tjut Irda Triany yang juga seorang wartawan. Jika Nigara pernah bekerja di majalah Olympic, harian Kompas, Mingguan BOLA, Media GO, Nusra, Sinar Pagi dan Berita Buana, sang istri adalah mantan Wartawati Majalah Wanita Femina.
Dari pernikahannya dengan Tjut Irda Iriani, keduanya memiliki tiga anak. M.Banda Arya Nigara, Cindra Adzani Firnanda Nigara dan Diandra Saabila Putri Nigara. Nigara juga sempat dipercaya oleh Mensesneg Hatta Rajasa sebagai Direksi Gelora Bung Karno.
Untuk posisi itu, sesungguhnya Amien Rais-lah yang mendorongnya. Antara Nigara dan Amien Rais adalah dua sahabat yang sering bertukar pandangan terkait olahraga, khususnya tinju.
Bagi Nigara, kursi DPR bukanlah tujuan utamanya, tapi ikut menjaga dan mengawal dunia olahraga menjadi konsen utamanya.
"Biar dunia olahraga bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri. Biar olahraga Indonesia bisa mencapai pentas dunia. Dan biar para mantan atlet serta pelatih berprestasi memperoleh penghargaan yang semestinya," tutur Mahfudin Nigara.