TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Islamic and Middle Eastern Research Center (IMERC), pusat riset di lingkungan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Univeritas Indonesia bersama dengan Kedutaan Besar Republik Azerbaijan menyelenggarakan Ambassadorial Public Lecture, Selasa (6//2018).
Kuliah umum ini bertema “Review the Potential Sustainability Cooperation between the Republic of Indonesia and the Republic of Azerbaijan.
Acara ini diselenggarakan di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH ) Universitas Indonesia, kampus Salemba, untuk pengenalan secara akademik dan eksplorasi potensi negara Azerbaijan bagi Indonesia dalam perspektif politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pariwisata, dan pendidikan.
Antusiasme kalangan akedemik pada kegiatan ini terlihat dari hampir setengah kuota sudah terpenuhi sehari setelah formulir disebarkan.
Ruslan Nasibov Deputy Chief of Mission Embassy of the Republic of Azerbaijan dalam pertemuannya dengan salah satu perwakilan dari IMERC mengatakan, Azerbaijan memiliki banyak potensi yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Dia juga menambahkan, Indonesia dan Azerbaijan memiliki potensi kerjasama di berbagai bidang.
Mohamad Rezky Utama dari IMERC selanjutnya memandu jalannya kuliah umum kedutaan ini.
Dalam acara kuliah tamu yang berlangsung selama lebih dari tiga jam itu, beberapa hal menarik menjadi sorotan diantaranya adalah fakta-fakta sejarah Azerbaijan kaitannya dengan Islam dan Indonesia.
Dalam kuliahnya, Nasibov menyampaikan bahwa negara yang menjadi persilangan antara Russia, Eropa, Asia, dan Timur-Tengah ini berdiri pertama di tahun 1918-1920 telah menjadi satu-satunya negara Islam yang memperbolehkan wanita ada di parlemen.
Nasibov juga menyampaikan bahwa keterkaitan historis Islam antara Azerbaijan dengan Indonesia sangat erat.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang pertama dari sembilan wali songo atau dikenal Sunan Gresik adalah berasal dari kota Baku, Azerbaijan.
Kedekatan historis ini juga melatar belakangi Indonesia cepat mengakui kedaulatan Azerbaijan, negara 95% dari kurang lebih 10 juta penduduk beragama Islam, scara langsung setelah lepas dari Uni-Soviet tahun 1991.
Secara ekonomi, Azerbaijan negara kaya penghasil minyak dan gas bumi, salah satu pengekspor ke Indonesia.
Secara sosio-cultural, Azerbaijan aktif mempromosikan multikulturalisme, perdamaian dan stabilitas nasional yang paralel dengan salah satu pilar kebangsaan Indonesia Bhineka Tunggal Ika.