TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Bupati Kendal Mirna Annisa selidiki kasus bercandaan kelewatan siswa SMK NU 3 Kaliwungu terhadap guru mereka.
Pada Senin (12/11) pagi, Mirna Annisa mendatangi SMK NU 3 Kaliwungu untuk mendapatkan klarifikasi dari pihak sekolah, guru dan siswa yang terlibat dalam video itu.
Mirna Annisa pun hingga membatalkan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo pada hari itu untuk menyelidiki SMK NU 3 Kaliwungu.
Mirna Annisa mengatakan bahwa sikap dari para siswa itu merupakan pelecehan terhadap seorang guru.
Menurutnya hal itu sangat tak pantas jika siswa melempar kertas saat guru tengah mengajar dan bercanda dengan mendorong guru saat pengajaran.
Dalam kejadian itu, lima orang siswa terlibat melecehkan kewibawaan seorang guru yakni Joko Susilo (54) dalam pada saat jam pelajaran.
Kelima itu yaitu PMI (16), SNC (16), MM (16), AA (16) yang menggoda Joko Susilo, sedangkan AAM (16) bertugas merekam kejadian itu.
"Jelas itu ngawur, kalau itu anak saya jelas tidak saya sekolahkan lagi," ujarnya.
Ia juga menilai sikap guru tersebut dalam memenangkan siswanya dengan cara melompat dan menendang secara berputar layaknya orang silat merupakan kurang pantas juga.
Meski bercanda seharusnya ada batasan dan tata krama terlebih dalam dunia pendidikan.
"Sudah jelas tidak ada etika, dan sang guru pun juga menyampaikan bahwa sikap bercanda berlebihan dari siswanya itu adalah hal yang biasa. Hal itu sudah tidak wajar," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa hal itu sangatlah mencoreng dunia pendidikan, terlebih kasus tersebut menyita perhatian publik bahkan di tingkat nasional.
"Mereka mengatakan kalau itu bercanda mungkin melepas lelah karena jam terakhir. namun menurut saya cara bercanda mereka tidak layak apalagi dilakukan di institusi pendidikan," ungkapnya
Ketua Yayasan SMK NU 3 Kaliwungu, KH Asro'ie Tohir mengatakan bahwa kejadian itu menjadi tamparan bagi pihaknya.