"Mereka (yang hijau) boleh kalau pemdanya setuju, kita mulai dari SMP, SMA, baru dua bulan kemudian SD, baru dua bulan lagi PAUD, itu pun dengan protokol masa transisi di mana kapasitas di kelas dikurangi
secara dramatis," tutur mantan CEO Gojek itu.
Nadiem meminta Pemda dan dinas pendidikan di zona hijau segera mempersiapkan pembukaan kembali sekolah. “Pemda silakan ambil keputusan soal bersekolah secara tatap muka, sisanya 94 persen tidak diperkenankan karena mereka masih ada risiko penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Bagaimana jika zona hijau kemudian berubah menjadi zona kuning? Menurut Nadiem, jika suatu daerah zona hijau berubah menjadi kuning, artinya ada peningkatan kasus berdasarkan data Gugus Tugas, maka sekolah kembali ditutup dan siswa belajar online.
"Kalau zona hijau itu jadi kuning, dimulai dari awal lagi, dibubarkan lagi. Diharapkan yang hijau tetap hijau," ucap Nadiem.
Prinsip utama di masa pandemi ini, kata Nadiem adalah keselamatan, meski banyak hal dikorbankan terutama berkurangnya kualitas belajar mengajar karena via daring. "Di masa Covid-19 ini Kemendikbud mengambil sikap bahwa keselamatan dan kesehatan adalah yang utama," tegasnya.
Nadiem menegaskan tahun ajaran baru akan tetap dibuka pada pertengahan Juli 2020. "Pendidikan anak usia dini, dasar dan menengah, seperti yang saya sudah infokan sebelumnya, tahun ajaran 2020/2021 tidak berubah jadwalnya, tetap di Juli 2020," ujar Nadiem.(tribun network/fah/dod)