TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mendukung proses belajar mengajar daring atau online selama masa pandemi virus corona atau covid-19, pemerintah didorong untuk memberi subsidi kuota internet para pelajar, mahasiswa, dan santri.
Usulan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Dia menjelaskan, Partai Gerindra akan memperjuangkan subsidi kuota internet bagi para siswa yang kini harus belajar di rumah.
Baca: Kemendikbud Siapkan Modul Pembelajaran untuk Siswa yang Belajar di Rumah
Baca: Atasi Kejenuhan Anak Belajar di Rumah, Usul Belajar Alternatif di Museum atau Perpustakaan
Sebab diketahui, sesuai dengan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, seluruh siswa harus belajar di rumah hingga awal tahun 2021 mendatang.
“Kami akan memperjuangkan subsidi kuota bagi pelajar, mahasiswa, dan santri,” tegas Ahmad Muzani pada Senin (29/6/2020).
Ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu menjelaskan mutu pendidikan di Indonesia berada dalam ancaman.
Hal tersebut dikarenakan proses belajar mengajar dari jarak jauh melalui internet mengalami banyak hambatan.
Hambatan itu mulai dari ketersediaan alat hingga akses jaringan bagi siswa maupun guru.
“Ini menjadi ancaman bagi kualitas pendidikan kalau ini tidak sukses. Apakah mungkin pemerintah memberi subsidi untuk penggunaan kuota internet. Sebab (pendidikan) ini menjadi penting bagian dari pembangunan sumber daya manusia,” tegas Ahmad Muzani.
Baca: Jaringan Internet Tidak Stabil jadi Kendala Belajar di Rumah untuk PAUD
Dirinya pun mengingatkan prioritas Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Kabinet Indonesia Maju.
Prioritas tersebut adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Sehingga, pendidikan ditegaskannya merupakan kunci pembangunan SDM.
Namun, akses pendidikan sebagian anak bangsa mengalami hambatan selama pandemi covid-19.
"Pendidikan sebagai pondasi utama pembangunan SDM dalam suasana covid ini menjadi terhambat, karena seluruh proses pendidikan berhenti. Tidak ada pembelajaran langsung," jelas Ahmad Muzani.