Dalam bahasa Maluku, nama Soya-Soya ini berarti pantang menyerah dan punya makna sebagai tarian penjemputan.
Sejarah tarian ini ternyata sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak masa Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sulten Baabullah, yang memimpin sejak 1570 hingga 1583.
3. Tari Lenggang Nyai dari Jakarta
Nama Tari Lenggang Nyai sendiri berasal dari kata “lenggang” yang berarti “melengak – lengok” dan kata “nyai” yang di ambil dari cerita Nyai Dasimah.
Nyai Dasimah adalah salah satu tokoh perempuan yang terkenal dalam cerita rakyat betawi.
Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara di Jakarta dan mengandung banyak pesan dan makna tentang kebebasan perempuan.
Menurut sejarahnya, Tari Lenggang Nyai ini di ciptakan oleh seorang seniman tari dari Yogyakarta bernama Wiwik Widiastuti, seorang seniman yang sangat mencintai kebudayaan Indonesia.
4. Tari Saman dari Aceh
Tari Saman merupakan kesenian yang berasal dari Suku Gayo di Aceh, tapi tarian ini tepatnya dikembangkan oleh seorang ulama dari Gayo, bernama Syekh Saman.
Awalnya, Tari Saman dikembangkan sebagai media penyebaran agama Islam, yang juga digunakan untuk menyampaikan pesan.
Tarian ini juga mencerminkan pendidikan, kegamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan, lo.
5. Tari Pendet dari Bali
Tari Pendet adalah sebuah tarian yang awalnya merupakan bentuk pemujaan yang banyak diperagakan di pura.
Tari Pendet melambangkan penyambutan turunnya dewa ke dunia.