Puisi deskriptif misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.
Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
Baca juga: Pengertian Kalor dan Perpindahannya, Dilengkapi dengan Macam-macam Sumber Energi Kalor
Unsur-unsur puisi
Setidaknya terdapat empat unsur puisi, yakni:
1. Majas dan Irama
Berbeda dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain, puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan irama.
Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
Irama adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang.
Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
2. Penggunaan Kata-kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya.