Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata.
Dia bertekad untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya kepada rakyat.
Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya.
Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga pemerintah Belanda.
Mereka mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung.
Namun, Si Pitung amat cerdik.
Dia selalu berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan tanah tidak bisa menangkapnya.
Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan cara licik.
Mereka menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin.
Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout Heyne mengumumkan bahwa jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan dihukum.
Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan gurunya itu. Kemudian, dia menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri.
Dia tak mau ayah dan gurunya menderita.
“Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu, kau harus dihukum tembak,” kata Schout Heyne.
“Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang meresahkan orang banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.
Schout Heyne benar-benar melaksanakan ancamannya. Si Pitung dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru.
Namun, kisah kepahlawanannya tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata.
Sumber: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2014.
Kunci jawaban halaman 54 - 55
Ayo Berlatih
Identifikasilah cerita Si Pitung dengan menjawab soal-soal berikut.
1. Apa jenis cerita fiksi teks berjudul “ Si Pitung ”? Berikan alasanmu
Jawab:
Jenis cerita rakyat Si Pitung, yakni saga.
Cerita tersebut mengandung unsur sejarah dan kepahlawanan.
Tokoh Si Pitung dianggap sebagai sosok pahlawan karena melawan Babah Liem dan pemerintah Belanda untuk membela rakyat jelata.
2. Sebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita tersebut!
Jawab:
Si Pitung, Haji Naipin, Babah Liem, anak buah Babah Liem, Pak Piun, dan Schout Heyne.
3. Sebutkan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita tersebut. Jelaskan.
Jawab:
Tokoh utama dalam cerita Si Pitung adalah Si Pitung.
Alasannya, tokoh Si Pitung mendominasi keseluruhan cerita.
Tokoh tambahannya, ialah Haji Naipin, anak buah Babah Liem, Schout Heyne, Babah Liem, dan Pak Piun.
Alasannya, tokoh-tokoh tersebut hanya muncul pada saat adegan-adegan tertentu.
4. Sebutkan tokoh protagonis dan tokoh antagonis pada cerita tersebut. Jelaskan.
Jawab:
Tokoh protagonis adalah Si Pitung dan Haji Naipin.
Alasannya, mereka memiliki sifat baik.
Tokoh antagonisnya yaitu Babah Liem, anak buah Babah Liem, dan Schout Heyne.
Alasannya, mereka menindas rakyat jelata.
Kemudian, ceritakan hasil identifikasimu di depan guru dan teman-temanmu.
Selain bermain peran, Lani dan teman-teman juga akan menyanyikan lagu “ Kicir-Kicir ”. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu daerah berasal dari Jakarta. Lagu “ Kicir-Kicir ” sering dinyanyikan pada acara ulang tahun Kota Jakarta. Biasanya, lagu tersebut dinyanyikan dengan diiringi alat musik tanjidor.
Ayo Bernyanyi
Nyanyikan lagu ”Kicir-Kicir” bersama teman satu kelas. Perhatikan terlebih dahulu cara gurumu menyanyikan lagu tersebut dengan benar.
Kunci jawaban halaman 57 - 58
Ayo Berlatih
Tentu kamu sudah memahami tentang tempo dan tinggi rendah nada.
Sekarang identifikasilah lagu “Kicir-Kicir” tersebut.
1. Bagaimana tempo lagu “Kicir-Kicir”?
Jawab:
Lagu “Kicir-Kicir” dinyanyikan dengan tempo sedang.
2. Amatilah notasi angka lagu “Kicir-Kicir”. Sebutkan suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada tinggi. Salinlah notasi 2 baris kalimat, lalu buatlah garis melodinya tanpa melihat notasi balok.
Jawab:
Lirik Ma ya tuan dari jakarta
pat ya tuan...
gi ya tuan
Nada tingginya ialah yang bergaris bawah pada lirik seperti di Buku Tematik, yakni Ma, pat, gi = E#(Mi)
3. Amatilah notasi angka lagu “Kicir-Kicir”. Sebutkan suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada sedang. Tulislah alasanmu.
Jawab:
Suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada sedang: bukan, suka, dan rajin karena nada terendahnya di Re (D).
4. Amatilah notasi angka lagu “Kicir-Kicir”.
Sebutkan suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada rendah. Tulislah alasanmu.
Jawab:
Suku kata atau kata yangdinyanyikan dengan nada rendah:
"saya" kata pertama yang ada saya nya
"memang" kata pertama yang ada memang
"untuk" kata pertama untuk
"hati nan duka"
Kunci jawaban halaman 59
Ayo Renungkan
Apa kamu telah memahami materi pada pembelajaran hari ini?
Jawaban alternatif:
Iya, sudah memahami.
Bagaimana caramu melestarikan cerita rakyat dan lagu daerah di lingkungan tempat tinggalmu?
Jawaban alternatif:
Mengingat dan melestarikan lagu daerah dan cerita rakyat.
Selanjutnya, juga menceritakan cerita rakyat kepada orang lain.
Kerja Sama dengan Orang Tua
Carilah beberapa lagu daerah. Tulislah tempo lagu dan asal lagu daerah tersebut. Kemudian, bersama orang tuamu identifikasilah tinggi rendah nada lagu tersebut.
Jawaban dapat disesuaikan dengan pendapat masing-masing siswa.
Misalnya, Gambang Suling dari daerah Jawa Tengah dan temponya Andante, Cing Cangkeling dari daerah Jawa Barat dan temponya Moderato, Manuk Dadali dari daerah Jawa Barat dan temponya Con Motto.
*DISCLAIMER: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Jawaban dapat berbeda sesuai pendapat dan tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com, TribunPontianak.co.id)