"Kalian terlalu tulus untuk bisa menjebak orang lain. Kalian tak bisa menahan tawa terpingkal-pingkal mendengar rencanaku. Pastilah si pencuri akan curiga dan meneliti buah yang dicurinya. Saat tahu itu cabe, dia tidak akan memakan dan akan kembali untuk mencuri buah lainnya. Jadi aku ganti saja dengan buah strawberry yang banyak di sekitar sini. Biar saja dia kenyang, ntar tidak akan mengganggu kita lagi," kata Kancil.
Para semut saling berpandang-pandangan dan mengakui bahwa mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Pastilah si pencuri mendengar tawa itu dan jadi curiga. Para semut memang tidak bisa berpura-pura, mereka selalu jujur dalam bertindak dan berkata-kata.
"Pencurinya adalah si Cicak kecil yang bandel. Biarlah nanti aku datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry dan sedikit nasehat. Biar dia tidak mencuri lagi," kata Si Kancil.
Cicak kecil meneteskan air mata mendengar semua kata-kata Si Kancil. Rupanya Sang Kancil mengganti cabe dengan apel bukan saja karena para semut tidak bisa menahan tawa, tapi juga karena dia sayang pada Cicak kecil. Buktinya Sang Kancil akan datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry. Diam-diam Cicak kecil merasa dirinya telah melakukan perbuatan hina dina pada makhluk-makhluk yang baik hati.
Ayo Menulis (Halaman 51-52)
Tulislah kembali dongeng "Sang Kancil dan Cicak Badung" dengan bahasamu sendiri!
Jawaban:
Sang Kancil dan Cicak Badung
Pada suatu hari, Kancil sedang bermain-main dengan sekawanan semut di pinggir parit.
Para semut melihat apel merah yang menjulur ke sungai.
Mereka meminta kancil agar memetik apel itu.
Para semut memotong apel tersebut menjadi kecil-kecil dan menikmatinya.
Ketika para semut sedang menikmati apel, datang seekor cicak yang mengambil potongan besar apel.
Para semut berteriak ada pencuri.