Penyebaran agama Islam di Nusantara juga terjadi karena pengaruh pedagang dari berbagai negara, seperti Arab, Mesir, Persia (Iran), dan Gujarat (India).
Selain berdagang, para pendatang juga melakukan perkawinan dengan wanita pribumi dan memiliki keturunan.
Hal ini jelas membuat agama Islam semakin berkembang dan menyebar di berbagai daerah di Nusantara, tak terkecuali di tanah Jawa.
Peran Walisongo
Masih dikutip dari buku Sejarah Islam di Nusantara (2015), keberadaan Walisongo membawa pengaruh baik di Jawa.
Misalnya seperti di beberapa daerah menjadi pusat-pusat perdagangan semakin mendekatkan berbagai kawasan Islam, termasuk bandar-bandar seperti Gowa (Makassar).
Karena dukungan sunan Giri, Gowa menjadi pengislam yang aktif baik terhadap para tetangga maupun pulau-pulau lain yang lebih jauh, seperti Banda, Lombok, dan Sumbawa.
Walisongo diartikan sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Wali bukanlah nama, melainkan sebutan julukan yang mengadung perlambang suatu dewan para wali.
Angka Sembilan sebelum Islam berkembang dianggap angka keramat.
Peran walisongo dan ulama sengaja untuk berdakwah, mengajar, dan mendirikan pesantren.
Melalui pendidikan proses penyebaran Islam lebih cepat dan berhasil.
Dari berbagai daerah berdatangan utusan untuk belajar di sekolah atau pesantren dan setelah selesai pendidikannya kembali ke daerah asal atau daerah lain untuk menyebarkan agama Islam.
Peran Ulama dan para wali sangat penting dalam proses penyebaran Islam terutama di lingkungan pedalaman yang masih menganut kepercayaan lama sehingga dapat memeluk agama Islam.