TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai pengertian puisi yang bisa dipelajari dalam artikel ini.
Puisi memiliki isi yang penuh makna dengan bahasa indah.
Dikutip dari Buku Tematik Tema 6 Kelas 4, puisi terdiri atas bagian-bagian yang merupakan kumpulan kata-kata yang disebut baris puisi.
Baris-baris puisi terkumpul menjadi bagian-bagian yang disebut bait puisi.
Lantas, apa itu puisi?
Baca juga: Apa Itu Gerak? Berikut Pengertian, Sifat, dan Jenis Gerak
Baca juga: Apa Itu Energi Alternatif? Ini Pengertian dan Jenis-Jenisnya: Ada PLTA, PLTB dan PLTS
Puisi
Berdasarkan KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait.
Selanjutnya, puisi dibagi menjadi puisi lama dan puisi modern.
Jenis-jenis puisi ini dibedakan dari pengaruh bangsa barat yang mempengaruhi perkembangan puisi di Indonesia.
Contoh Puisi
Cita-Citaku
Anganku melayang ke masa depan
Aku ingin menjadi seorang guru
Guru adalah pejuang ilmu di garis depan
Guru tanpa pamrih berbagi ilmu
Aku akan berusaha mencapai cita-cita
Tak kan lelah aku mencari ilmu
Tak kan aku berpangku tangan saja
Demi tercapainya cita-citaku
Penjelasan tentang Puisi Lama dan Modern
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan jenis puisi yang lahir dan berkembang sebelum adanya pengaruh dari sastra barat bagi kesusasteraan di Indonesia.
Berikut ini jenis-jenis karya sastra yang termasuk puisi lama:
- Pantun
Karya sastra yang termasuk dalam kategori puisi lama adalah pantun.
Pantun adalah jenis puisi lama yang tertiri dari beberapa bait dan setiap baitnya terdiri dari empat baris.
Ciri pantun adalah sajaknya yang berbentuk a-b-a-b, setiap baris terdiri dari 8 - 12 suku kata, dan dua baris pertama adalah sampiran, sedangkan dua baris terakhir adalah isi pantun.
Ada berbagai jenis pantun yang dapat dibedakan dari isinya, yaitu pantun nasihat, pantun jenaka, hingga pantun teka-teki.
- Gurindam
Jenis puisi lama lainnya adalah gurindam, yang berasal dari Tamil, India.
Gurindam adalah jenis puisi lama yang berisi nasihatdna memiliki aturan tertentu.
Gurindam terdiri dari beberapa bait, dengan setiap bait terdiri dari empat baris yang memiliki sajak a-a.
- Mantra
Mantra merupakan bagian atau jenis dari puisi lama juga.
Biasanya, mantra dikaitkan atau dihubungkan dengan sesuatu yang mistis, seperti mantra yang digunakan penyihir.
Ciri dari mantra adalah rima serta iramanya yang bersifat misterius, juga penggunakan bahasa yang bersifat metafora atau kata dengan arti bukan sebenarnya.
- Karmina
Jenis puisi lama lainnya, yaitu karmina, disebut juga sebagai pantun kilat.
Hal ini disebabkan karena karmina terlihat seperti pantun, tetapi isinya lebih pendek dibandingkan dengan pantun.
Karmina hanya terdiri dari dua baris, yaitu baris pertama adalah sampiran dan baris kedua merupakan isi.
Sajak yang digunakan pada karmina adalah a-a.
- Talibun
Puisi lama berjenis pantun ternyata ada beberapa macam, salah satunya talibun yang juga mirip dengan pantun.
Bedanya, talibun memiliki baris yang lebih banyak dibandingkan dengan pantun.
Setiap bait talibun dapat terdiri dari sekitar 6 - 20 baris, yang juga setengahnya berisi sampiran, sedangkan setengahnya lagi berupa isi.
Perbedaan lainnya antara pantun dengan talibun adalah talibun memiliki saja a-b-c.
2. Puisi Modern
Pada puisi baru, tidak ada aturan khusus yang mengikat dalam proses pembuatannya.
Sehingga puisi modern punya gaya penulisan yang lebih bebas.
Akibatnya, ada banyak puisi yang termasuk puisi modern, di antaranya:
- Balada
Macam-macam puisi modern yang pertama adalah balada.
Balada ini biasanya berisi atau menggambarkan sebuah cerita.
Pada balada, terdapat tiga bait yang setiap baitnya terdiri dari delapan larik atau baris.
Nah, awalnya balada berima a-b-a-b-b-c-c-b, namun kemudian berganti menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
- Himne
Jenis puisi modern berupa himne disebut juga sebagai gita puja.
Terdiri dari puisi yang menceritakan atau menuliskan puji-pujian kepada Tuhan, maupun hal lainnya yang dianggap mulia dan berjasa, seperti pahlawan.
- Ode
Ada juga ode, yaitu puisi modern yang temanya mulia dan punya nada serta gaya penyampaian yang resmi dan sifatnya menyanjung.
Ode bisa juga dibawakan untuk menggambarkan peristiwa umum yang sangat penting, maupun peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang.
- Elegi
Berbeda dengan ode, elegi justru berisi ungkapan duka maupun rasa sedih, rindu, atau kemurungan yang bisa disebabkan oleh kepergian maupun kematian seseorang.
Puisi berbentuk elegi ini biasanya banyak berkaitan dengan bencana alam yang terjadi atau kerinduan karena ditinggalkan seseorang yang disayangi.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Bobo.grid.id/Tyas Wening)