Dahulu Ibu lulusan universitas mana?
Awalnya saya setelah lulus dari SMA langsung mengajar sebagai guru SD untuk mata pelajaran agama Hindu. Kemudian kuliah dan lulus tahun 1989 dari Universitas Saraswati Denpasar. Dan lanjut S2 Lulusan UNHI Denpasar untuk sertifikasi guru.
Bagaimana suka dan duka Ibu selama 40 tahun mengajar sebagai guru agama Hindu?
Sebagai guru itu bukan hanya mendidik orang lain. Tapi mendidik diri sendiri, kemudian keluarga. Sebab anak-anak haus akan bimbingan kita. Dan itu yang menjadi kebanggaan kita.
Meskipun nafkah sedikit itu tergantung bagaimana kita mengatur itu. Sedikit-sedikit kalau diatur tidak terlalu bermewah. Itu kan terpuji.
Yang terpenting menjadi guru itu adalah mendidik diri sendiri. Kemudian keluarga. Mungkin suka dukanya cuma itu saja.
Ibu menyebut bahwa pendidikan itu harus dari keluarga. Apakah prinsip ini juga yang kemudian membuat dua anak ibu, saat ini juga kategori sudah berhasil di pekerjaan masing-masing?
Kurang lebih seperti itu. Memang yang terpenting menjadi seorang guru itu harusnya bagaimana bisa mendidik keluarga. Jadi dari keluarga atau diri sendiri dulu. Bukan langsung ke orang lain.
Ketika kita berhasil mendidik keluarga, maka kita akan mudah untuk mendidik orang lain. Itu prinsip. Jangan sampai kita gagal mendidik keluarga, karena itu akan berdampak juga gagal mendidik orang lain.
Bagaimana nasib guru zaman dahulu, saat Ibu pertama kali mengajar?
Jujur, zaman dahulu saya melarat sekali. Saat pertama mengajar, saya dengan suami hanya tinggal di mes. Dan itu selama 17 tahun. Tapi semua itu saya syukuri. Dan saya didik anak saya supaya tidak mengeluh dan selalu bersyukur.
Apa pendidikan yang paling penting yang Ibu tanamkan dalam keluarga?
Yang terpenting adalah budi pekerti. Di ajaran agama Hindu itu ada Tri Kaya Parisudha. Dimana harus berpikir, berucap dan berkelakuan baik. Ini yang saya tanamkan.
Apakah cukup dengan budi pekerti itu saja?