TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai pengertian interaksi sosial, proses terjadinya, hingga faktor-faktor berlangsungnya suatu proses interaksi sosial.
Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya baik dengan menggunakan bahasa lisan maupun dengan bahasa isyarat, sehingga terjadilah apa yang dinamakan proses sosial.
Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia.
Proses sosial ini akan terjadi jika ada interaksi sosial, karena tanpa adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan.
Lantas apa itu Interaksi Sosial?
Baca juga: Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam, Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Baca juga: Interaksi yang Terjadi Antara Manusia dengan Lingkungan Alamnya, Jawaban Tematik Tema 6 Kelas 5
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia.
Apabila dua orang saling bertemu, maka interaksi sosial dapat dimulai saat itu juga.
Saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara merupakan bentuk dari interaksi sosial.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak.
Artinya, kedua belah pihak harus saling merespon.
Jika ditanya dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, dan jika diajak bermain dia ikut main.
Jika semua itu dilakukan, sebenarnya telah terjadi interaksi sosial.
Proses Terjadinya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi.
Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata "kontak" berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata "con" dan "tangere".
Kata "con" berarti bersama-sama, sedangkan "tangere" berarti menyentuh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kontak berarti bersama-sama saling menyentuh secara fisik.
Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara fisik.
Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif.
Kontak yang bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan kontak yang bersifat negatif akan mengarah pada suatu pertentangan.
Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial.
Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi.
Melalui kontak dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Baca juga: Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia, Ini Teori dari Para Ahli
Baca juga: 7 Prasasti Bukti Berdirinya Kerajaan Tarumanegara: Prasasti Tugu hingga Prasasti Pasir Awi
Suatu kontak bisa juga terjadi tanpa komunikasi.
Misalnya saja, orang Arab bertemu dengan orang Indonesia.
Setelah saling bersalaman, keduanya saling berbicara, tapi dengan memakai bahasanya masing-masing, dan tentu saja dari kontak ini tidak dapat dimengerti apa maksudnya.
Hal ini dinamakan juga mis-komunikasi (misscommunication).
Dengan ini menunjukkan bahwa antara kontak dan komunikasi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam proses berinteraksi.
Faktor–Faktor Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial berdasarkan kepada beberapa faktor, antara lain:
a. Faktor Imitasi
Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti peniruan.
Meskipun manusia memiliki pola dasar masing-masing yang uni (individualis), tetap saja dalam diri manusia ada keinginan untuk meniru seperti orang lain atau kelompok.
Dengan demikian, imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
Faktor imitasi ini dapat memunculkan dampak positif dan negatif.
Dampak positif jika yang diimitasinya berupa kaidah-kaidah (norma) dan perilaku yang baik.
Namun sebaliknya, imitasi ini akan berdampak negatif jika yang ditiru berupa perilaku yang tidak baik.
Selain itu, imitasi juga bisa melemahkan daya kreasi seseorang.
b. Faktor Sugesti
Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang.
Faktor sugesti ini akan terjadi apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu melakukan pandangan orang lain.
Selain itu, sugesti akan terjadi jika orang yang memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang dibidangnya atau juga sugesti itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas).
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.
Faktor identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi ini.
Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain bisa masuk ke dalam jiwanya.
Misalnya jika kita mengidolakan seseorang, sehingga semua tingkah laku orang itu kita lakukan.
d. Faktor Simpati
Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting.
Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.
Sumber: Buku Wawasan Sosial 1, IPS untuk Kelas VII SMP/MTs, Iwan Setiawan dkk (2008).
(Tribunnews.com/Latifah)