TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan terkait perbedaan gaung dan gema.
Gaung dan gema merupakan jenis bunyi pantul.
Bunyi sendiri merupakan gelombang yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Sebelum mencari tahu perbedaan gaung dan gema, simak sifat-sifat bunyi terlebih dahulu.
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi), dan dapat diresonansikan.
Baca juga: Pengertian Akronim dan Contohnya, Beserta Penggunaan Akronim
Berikut sifat-sifat gelombang bunyi dikutip dari sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id:
a. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya bunyi memerlukan medium.
Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara, astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon.
Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam satu pesawat.
b. Pemantulan Gelombang Bunyi
Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat memperkuat bunyi asli.
Biasanya terjadi pada keadaan antara sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya tidak begitu jauh (kurang dari 10 meter)
- Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli.
Biasanya terjadi pada jarak antara 10 sampai 20 meter.
Contoh: Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli.
Biasanya terjadi pada jarak lebih dari 20 meter.
c. Pembiasan Gelombang Bunyi
Contohnya :
Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari.
Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada di lapisan bawah.
Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah.
Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas ke lapisan udara bawah.
d. Difraksi Gelombang Bunyi
Kita dapat mendengar bunyi di tikungan meskipun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang tembok yang tinggi/di jalan yang berbelok-belok.
e. Interferensi Gelombang Bunyi adalah perpaduan dua/lebih sumber bunyi
Dua pengeras suara yang dihubungkan pada pembangkit frekuensi audio dapat berfungsi sebagai 2 sumber bunyi yang koheren, yaitu dua gelombang dengan frekuensi sama, amplitudo sama, dan beda fase tetap.
Sehingga pada posisi tertentu kadang terdengar kuat, sedang pada posisi lain terdengar lemah.
f. Dapat Beresonansi
Ketika ada suara petir seringkali kaca jendela di rumah ikut bergetar.
Mengapa hal ini terjadi?
Bergetarnya kaca jendela ketika terdengar suara petir terjadinya karena adanya peristiwa resonansi bunyi.
Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar karena keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki frekuensi yang merupakan bilangan bulat dari frekuensi salah satu benda bergetar.
Resonansi bunyi pada kolom udara dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi pada alat musik.
Alat- alat musik memiliki lubang udara sehingga terjadi resonansi udara dan menghasilkan suara yang merdu.
Perbedaan Gaung dan Gema
Dikutip dari bobo.grid.id, gema merupakan bunyi pantul yang terdengar jelas.
Contohnya ketika kita teriak di tepi tebing, suara pantulan kita terdengar jelas.
Misalnya kita mengucapkan kata, “manusia”.
Pantualan suaranya menjadi MA-NU-SIA (MA NU SIA).
Sementara gema merupakan bunyi pantul yang tidak terdengar jelas.
Contohnya jika kita berteriak di dalam gua atau dalam sebuah ruangan.
Baca juga: Pengertian Poster, Ciri-ciri, Tujuan dan Unsur-unsurnya
Misalnya kita mengucapkan kata, “manusia”, maka pantualan suaranya menjadi MA-NU-(MA)-SIA-(NU) – SIA.
Pantulan suaranya menjadi bertabrakan.
Kita bisa membedakan gaung dan gema berdasarkan kecepatan pantulan suara, jarak sumber suara, dan hasil pantulan suara.
Gaung lebih cepat memantul, jarak sumber suara dengan media pantulnya kecil, dan hasil pantulan suaranya tidak lengkap.
Sementara gema pantulannya lambat, jarak sumber suara dengan media pantulnya besar atau jauh, dan suaara pantulannya lengkap seperti bunyi dan tidak terjadi tabrakan suara.
(Tribunnews.com/Yurika)(bobo.grid.id/Iveta Rahmalia)