Pohon itu juga senang bermain bersamanya.
Waktu berlalu, anak laki-laki itu tumbuh dewasa.
Suatu hari, ia datang kembali. Pohon apel menyambutnya dengan gembira.
“Ayo, bermainlah bersamaku,” ajak si Pohon Apel.
“Ah, aku tak punya waktu untuk bermain. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Bisakah kau membantuku?”
“Kamu boleh memotong cabang-cabang pohonku ini untuk membangun rumahmu.”
Jadi anak laki-laki itu memotong semua cabang pohon dan pergi dengan riang.
Pohon apel itu senang melihat temannya bahagia.
Tapi dia tak pernah kembali sejak saat itu.
Pohon apel kembali merasa kesepian dan sedih.
Akhirnya, laki-laki itu kembali lagi. Laki-laki itu dan pohon apel sekarang sudah sama-sama tua.
“Aku sudah tak bisa memberikan apa-apa,” kata Pohon Apel.
“Tidak apa-apa. Aku hanya membutuhkan sebuah tempat untuk beristirahat,” jawab laki-laki itu.
“Baik! Sisa batang pohon tua adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahat. Duduklah sini bersamaku dan istirahatlah,” kata pohon apel.