Putri 1: “Mmmh……… aroma melati memang harum. Aku sangat menyukainya.”
Bunga Sedap Malam: ”Aku tak habis pikir, mengapa para putri suka sekali dengan dirimu.”
Bunga Anggrek: “Iya, padahal dirimu berbunga kecil, berdaun besar, dan berbatang keras.”
Bunga Mawar Biru: ”Walaupun engkau harum, namun mudah layu jika dijadikan pajangan di vas bunga. Karena pasti akan terlihat jelek sekali jika sudah layu dipajang di sana.”
Bunga Melati hanya diam dan tetap tersenyum.
Senyumnya yang manis membuat keharuman dirinya semakin merebak.
Udara di taman bunga kerajaan bertambah wangi dan bertambah banyak kumbang yang datang.
Kedatangan para kumbang yang bertambah banyak, membuat semua bunga di taman bunga kerajaan menjadi senang.
Mereka pun sibuk menyapa para kumbang dan mempersilakan mengisap sari madu yang ada pada setiap bunganya.
Para bunga tentu tidak akan bisa berbunga lagi jika tidak ada kumbang yang datang dan mengisap sari madu mereka.
Bunga Sedap Malam dan bunga yang lainnya kini telah mengerti, kenapa Bunga Melati sangat wangi sekali.
Bunga-bunga yang lain meminta maaf kepada Bunga Melati atas perasaan cemburu mereka.
Kini mereka mengakui bahwa keberadaan Bunga Melati itu justru harus disyukuri.
Bunga Sedap Malam: “Ternyata aroma harummu mengundang para kumbang datang. Tanpa dirimu taman ini akan sepi dari kumbang-kumbang. Maafkan, aku Melati.”