News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Mengapa Perempuan yang Haid Tidak Boleh Melaksanakan Shalat dan Puasa? Ini Penjelasannya

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

6 golongan orang tidak wajib puasa Ramadhan, termasuk perempuan haid. Dalam artikel mengulas tentang mengapa perempuan yang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa.

TRIBUNNEWS.COM - Menjalankan ibadah shalat dan puasa wajib dilakukan oleh umat Muslim yang sudah baliq.

Namun, bagi perempuan yang sedang haid atau menstruasi tidak diperbolehkan untuk shalat atau puasa.

Wanita haid termasuk golongan yang tidak wajib menjalankan puasa Ramadhan.

Berdasarkan KKBI daring, haid merupakan keluarnya darah dari rahim wanita dewasa setiap bulan sebagai bagian dari siklus hidup biologis.

Dalam keadaan haid, seorang perempuan tidak wajib berpuasa, termasuk puasa di bulan Ramadhan.

Meski demikian, bagi perempuan yang haid atau punya utang puasa dapat menggantinya melalui puasa qadha (ganti) atau membayar fidyah.

Lantas, mengapa perempuan yang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa?

Ilustrasi beribadah. Dalam artikel mengulas tentang mengapa perempuan yang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HENDRO)

Baca juga: Cara Mandi Wajib Lengkap dengan Bacaan Niatnya dalam Bahasa Arab dan Latin

Tentang Haid dan Alasan Tidak Boleh Melaksanakan Shalat dan Puasa

Haid menurut bahasa adalah sesuatu yang mengalir.

Sementara menurut istilah sesuatu yang keluar dari rahim perempuan pada waktu-waktu tertentu.

Lama waktu keluarnya haid maksimal 15 hari dan minimal sehari serta masa normalnya selama tujuh  hari.

Pada kondisi itulah, perempuan tidak boleh sholat dan puasa.

Barulah, setelah selesai masa haid harus melakukan mandi wajib untuk bersuci.

Dikutip dari Kalteng.kemenag.go.id, selama darah haid masih keluar, maka wanita itu masih dalam keadaan kotor.

Pada saat sudah bersih atau selesai haid, lalu mandi dan diperbolehkan shalat.

Jika pada bulan berikutnya waktu haidnya berkurang, maka wanita itu harus mandi bila merasa haidnya telah habis.

Namun, jika merasa belum habis, maka harus menunggu sampai benar-benar habis.

Terpenting, jika wanita itu masih mengeluarkan darah haid, dia tidak boleh shalat.

Meski dilarang sholat dan puasa, namun masih bisa melakukan ibadah lainnya.

Diketahui, ada beberapa larangan bagi perempuan haid, sebagaimana yang dikutip dari ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id

Di antaranya, melaksanakan shalat, puasa, thawaf, menyentuh mushaf dan membaca alquran hingga itikaf di masjid.

Salah satu hadis yang menerangkan wanita haid tidak boleh itikaf terdapat dalam H.R Abu Daud.

Baca juga: Cara Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan Lingkungan Tempat Hidupnya

Golongan yang Tidak Wajib Puasa

Adapun sebagai informasi, berikut ini 6 golongan yang tidak wajib puasa Ramadhan, dikutip dari bali.kemenag.go.id:

1. Anak kecil 

Bagi anak kecil yang belum balita atau belum dewasa, maka ia tidak wajib melakukan puasa.

Namun, jika sudah berumur sekitar tujuh tahun, maka hendaknya dilatih untuk melakukan puasa Ramadhan.

Meski demikian, tidak boleh dipaksa.

2. Orang gila

Puasa Ramadhan tidak wajib bagi orang gila, meskipun sudah dewasa.

Dikarenakan, orang gila dinilai tidak memiliki akal yang normal.

Sehingga tidak ada kewajiban apa-apa baginya, termasuk puasa Ramadhan. 

3. Orang yang sakit dan orang tua renta yang sudah lanjut usia

Orang yang sedang sakit, jika berpuasa akan lambat sembuh atau malah tambah parah, maka tidak wajib berpuasa.

Namun, orang tersebut wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan bila sudah sembuh.

Ia juga bisa membayar fidyah jika tidak ada harapan sembuh.

Begitu juga orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa, ia tidak wajib puasa Ramadhan.

Dia hanya wajib membayar fidyah sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkan. 

4. Perempuan haid dan nifas

Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak wajib berpuasa di bulan Ramadhan.

Meski demikian, ia wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.

5. Perempuan hamil dan menyusui

Perempuan hamil atau menyusui  juga tidak wajib berpuasa di bulan Ramadan.

Namun, wajib menggantinya sekaligus membayar fidyah jika tidak berpuasa.

6. Orang sedang dalam perjalanan jauh

Orang yang sedang dalam perjalanan jauh, yakni perjalanan yang jaraknya boleh melakukan qashar shalat, maka baginya tidak wajib berpuasa.

Namun, bila ia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)

Simak berita lain terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini