Sriwijaya resmi ditegakkan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni 682 M.
Berdasarkan cakupan pengaruhnya yang luas yaitu memintas laut dan selat, maka Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bahari pada masanya.
Sriwijaya pernah mempersatukan Nusantara yaitu wilayah bagian barat Nusantara pada awal sebelum kerajaan-kerajaan besar lainnya berkembang.
Sementara itu, perdagangan di Nusantara muncul karena adanya kebutuhan rempah-rempah seperti pala, lada, dan cengkeh.
Melalui perdagangan tersebut terbentuklah jaringan pelayaran dan perdagangan antara Kanton, Sriwijaya, Jawa, dan Melayu.
Setelah dari Sriwijaya, selanjutnya para pedagang menuju ke Nusantara bagian timur, India, Persia, dan Arab.
Baca juga: Mengenal Proses Metabolisme Manusia, Hal yang Mempengaruhi hingga Cara Menjaganya
Baca juga: Mengenal Padi sebagai Makanan Pokok Masyarakat Indonesia, Berikut Tahap Pertumbuhannya
Jika ingin menuju Sriwijaya, para pelaut harus melewati Pulau Bangka yang terkenal dengan Bukit Menumbing.
Bukit Menumbing dijadikan pedoman oleh para pelaut untuk memasuki Sungai Musi karena terletak di mulut Sungai Musi yang menjadi jalan masuk ke lbukota Sriwijaya atau saat ini yang dikenal dengan Palembang.
Pada peta Mao K'un yang dibuat oleh Ma-huan sekitar awal abad ke-15, disebutkan nama Peng-chia Shan (shan= gunung).
Nama ini dapat diidentifikasikan dengan Bukit Menumbing yang terletak disebelah barat laut Pulau Bangka.
Hal itu, diberitakan oleh orang-orang asing yang pernah berkunjung ke Bangka dan Palembang (Sriwijaya) dan masih dapat disaksikan jika berlayar ke luar mulut Sungai Musi.
Di Selat Bangka akan tampak samar-samar pada arah timur laut sebuah bukit yang menonjol yang disebut Bukit Menumbing.
Sumber: (*) Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1, Amurwani Dwi L., Restu Gunawan, Sardiman AM, Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana (2014).
(*) Sriwijaya, Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia Tenggara, Kemendikbud
(Tribunnews.com/Devi Rahma/Lanny)
Artikel Lain Terkait Materi Sekolah