Sel electroplax merupakan sel yang menghasilkan muatan negatif pada bagian dalam dan muatan positif pada bagian luar saat ikan belalai gajah dalam keadaan beristirahat.
Arus listrik akan muncul pada saat otot ikan berkontraksi dan pada saat yang bersamaan ikan mampu mendeteksi keberadaan predator dan mangsa.
Baca juga: Bentuk Adaptasi Hewan dan Tumbuhan: Bunglon Mengubah Warna Kulit, Putri Malu Mengatup saat Disentuh
Baca juga: Kamuflase: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Hewan yang Berkamuflase
d. Ikan Pari Listrik
Ikan pari listrik mampu mengendalikan tegangan listrik yang ada pada tubuhnya.
Kedua sisi kepala ikan pari listrik mampu menghasilkan listrik hingga sebesar 220 volt.
Besar tegangan ini sama seperti besar tegangan listrik yang ada di rumah.
e. Hiu Kepala Martil
Hiu kepala martil memiliki ratusan ribu elektroreseptor atau sel penerima rangsang listrik.
Hiu kepala martil mampu menerima sinyal listrik hingga setengah miliar volt.
Hiu kepala martil biasa menggunakan kemampuan mendeteksi sinyal listrik untuk mengetahui letak mangsa di bawah pasir, menghindari keberadaan predator, dan untuk mendeteksi arus laut yang bergerak sesuai medan magnet bumi.
f. Echidna
Echidna memiliki moncong memanjang yang berfungsi sebagai pengirim sinyal-sinyal listrik untuk menemukan serangga (mangsa).
Elektroreseptor echidna terus menerus dibasahi agar lebih mudah menghantarkan listrik.
Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan hewan yang memiliki sistem elektroreseptor berasal dari perairan.
Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IX SMP/MTs Edisi Revisi 2018
Artikel Terkait Materi Sekolah Lainnya
(Tribunnews.com/Widya)