- Integrasi fungsional
Integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsifungsi tertentu dalam masyrakat.
Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
- Integrasi koersif
Integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan.
Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/mencerna integrasi.
Baca juga: Mengenal Mobilitas Penduduk di Indonesia: Berikut Pengertian dan Bentuk-bentuknya
Proses Integrasi
Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu asimilasi dan akulturasi.
Proses integrasi melalui asimilasi ketika bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.
Sedangkan secara akulturasi yakni proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
Cepat atau lambatnya proses integrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
1. Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
2. Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota.
3. Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.