News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Mengenal Lubang Hitam di Luar Angkasa, Black Hole Terjadi karena Ledakan Supernova

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lubang hitam supermasif temuan ahli astronom, hasil pindai satelit teleskop nuklir Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR) milik NASA, Senin (6/7/2015).

TRIBUNNEWS.COM - Badan Antariksa Nasional Amerika (NASA) menemukan lubang hitam Supermasif Bima Sakti memiliki kebocoran.

Menurut laporan dalam laman NASA, lubang hitam supermasif kemungkinan masih memiliki phantom jet mirip obor yang berasal dari ribuan tahun lalu.

Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA belum dapat memotret penampakan phantom jet.

Teleskop tersebut baru menemukan bukti tidak langsung yang menunjukkan phantom jet masih mendorong dengan lemah ke dalam awan hidrogen besar dan kemudian memercik.

Adapun fitur yang tertangkap teleskop adalah sinar-X, gas molekuler, gas hidrogen yang bersinar oranye, dan gas terionisasi hangat di dekat pusat galaksi.

Fitur lain yang tertangkap teleskop menunjukkan ujung atas semburan yang ditafsirkan sebagai awan hidrogen.

Kemudian, Jet itu menyebar dari awan ke sulur-sulur yang mengalir ke utara.

Dari pengamatan tersebut, dapat disimpulkan lubang hitam kadang-kadang mengakresi bintang atau awan gas, dan mengeluarkan beberapa material super panas di sepanjang sumbu putarannya.

Baca juga: Mengenal Konektivitas Antar Ruang dan Waktu, Simak Penjelasannya

Apa itu lubang hitam?

Lubang Hitam atau Black Hole (IG @nasachandraxray)

Menurut NASA, lubang hitam adalah tempat di ruang angkasa, di mana gravitasi menarik begitu banyak komponen angkasa sehingga cahaya tidak bisa keluar.

Gravitasi tersebut sangat kuat, karena materi di sekitarnya telah terjepit ke dalam ruang kecil.

Kemudian, tidak adanya cahaya yang bisa keluar menyebabkan orang tidak bisa melihat lubang hitam.

Namun, manusia dapat melihatnya menggunakan teleskop luar angkasa dengan alat khusus, yang dapat membantu menemukan lubang hitam.

Alat khusus dapat melihat bagaimana bintang yang sangat dekat dengan lubang hitam bergerak sangat berbeda dari bintang lainnya.

Seberapa Besar Lubang Hitam?

Lubang hitam bisa berukuran besar atau kecil.

Para ilmuwan berpikir, lubang hitam terkecil hanya sebesar satu atom.

Meski lubang hitam ini sangat kecil, namun memiliki massa (jumlah materi) yang setara dengan gunung besar.

Jenis lubang hitam lainnya disebut "bintang".

Massanya bisa sampai 20 kali lebih besar dari massa matahari.

Kemudian, lubang hitam besar disebut "supermasif."

Lubang hitam ini memiliki massa yang lebih dari satu juta matahari.

Para ilmuwan telah menemukan bukti jika setiap galaksi yang besar mengandung lubang hitam supermasif di pusatnya.

Lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti disebut Sagitarius A.

Ia memiliki massa yang setara dengan sekitar empat juta matahari atau lebih besar jutaan kali dari Bumi.

Baca juga: Mengenal Aphelion, Fenomena Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Apa Dampaknya?

Bagaimana Lubang Hitam Terbentuk?

Sebagian besar lubang hitam terbentuk dari sisa-sisa bintang besar yang mati dalam ledakan supernova.

Supernova adalah ledakan bintang yang meledakkan sebagian bintang ke luar angkasa.

Jika massa total bintang cukup besar (sekitar tiga kali massa Matahari), secara teoritis dapat dibuktikan tidak ada gaya yang dapat menahan bintang dari kehancuran karena pengaruh gravitasi.

Namun, saat bintang itu hancur, waktu di bintang tersebut melambat.

Kemudian, bintang yang hancur disebut objek runtuh yang membeku.

Bahkan lubang hitam yang lebih besar dapat dihasilkan dari tabrakan bintang.

Contohnya yang terjadi pada Desember 2004 ketika teleskop Swift NASA mengamati kilatan cahaya yang cepat dan kuat, yang dikenal sebagai semburan sinar gamma.

Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA kemudian mengumpulkan data dari peristiwa itu.

Kemudian, hasil pengamatan menunjukkan ledakan kuat dapat terjadi ketika lubang hitam dan bintang neutron bertabrakan, kemudian menghasilkan lubang hitam lain.

Baca juga: Mengenal Dampak Pergerakan Bulan: Pasang Surut Air Laut, Pembagian, dan Fase-fase Bulan

Bisakah Lubang Hitam Menghancurkan Bumi?

Lubang hitam tidak beredar di luar angkasa, sehingga tidak menarik bintang, bulan, dan planet.

Bumi tidak akan jatuh ke dalam lubang hitam karena tidak ada lubang hitam yang cukup dekat dengan tata surya bagi Bumi.

Jika lubang hitam dengan massa yang sama dengan Matahari menggantikan Matahari, Bumi tetap tidak akan jatuh, karena lubang hitam memiliki gravitasi yang sama dengan Matahari.

Bumi dan planet-planet lain akan mengorbit lubang hitam seperti saat mereka mengorbit matahari.

Matahari tidak akan pernah berubah menjadi lubang hitam, karena Matahari bukan bintang yang cukup besar untuk membuat lubang hitam.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait NASA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini