TRIBUNNEWS.COM - Berikut perbedaan tanda hubung dan tanda pisah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui tulisan dengan menggunakan tanda setrip (-) yang biasanya diartikan dengan kata 'sampai' atau 'hingga'
Misalnya, pada pengumuman suatu jadwal, ada yang menuliskan dari tanggal sekian sampai tanggal sekian dengan tanda setrip (-).
Padahal, dalam bahasa Indonesia, tanda tersebut bukan diartikan sebagai tanda setrip, melainkan tanda hubung. Selain itu, tanda hubung tidak digunakan untuk menggantikan kata ‘sampai dengan’. Yang digunakan untuk menggantikan kata ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ adalah tanda pisah (—).
Perlu diketahui, tanda hubung dan tanda pisah terlihat mirip namun memiliki fungsi dan aturan yang berbeda.
Untuk mengetahui perbedaan kedua tanda tersebut, kita perlu mengenal masing-masing fungsinya terlebih dahulu.
Fungsi Tanda Hubung
1. Menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris
Ketika kita menulis di sebuah buku, kalimat yang kita tulis telah mencapai batas buku dan perlu dipenggal untuk dilanjutkan pada baris berikutnya.
Untuk menyambung tulisan tersebut, kita perlu menandai bagian yang terpenggal itu dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh:
- Di samping cara lama, ditetapkan juga ca-
ra baru.
Karena baris buku telah mencapai batas, tanda hubung digunakan untuk menandai dan melanjutkan suku kata berikutnya.
Begitu juga dengan contoh lain:
- Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut - Kini ada cara yang baru untuk meng
-ukur panas.
Pada bagian ujung kedua contoh di atas, digunakan tanda hubung untuk melanjutkan kalimat yang telah mencapai batas buku.
2. Menyambung unsur kata ulang
Tanda hubung digunakan untuk menyambungkan dua kata yang diulang untuk memberikan makna kata ulang.