Kedua: Tidak meninggalkan perintah Allah karena kesibukan dunia.
Ketiga: Tidak mengikuti komentar orang lain dan mengedepankan hawa nafsu sendiri.
Keempat: Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.(Hilyah Al-Auliya’, 8:17, dinukil dari At-Tadzhib Al-Maudhu’i li Hilyah Al-Auliya’, hlm. 50).
Tetap istiqamah walaupun mendapatkan musibah
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
Tentang ayat di atas, Qatadah rahimhuallah berkata:
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Ingatlah hikmah di balik musibah sungguh luar biasa.