News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bacaan Doa

Doa saat Melihat Gerhana, Ini Pandangan Islam tentang Fenomena Gerhana

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena gerhana bulan total Super Blood Moon saat terlihat pada pukul 21.22 Wita dari Pelataran Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center, Jalan Slamet Riyadi, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (26/5/2021). Peristiwa ini langka karena gerhana bulan total merah saat Waisak hanya terjadi 195 tahun sekali. Tribun Kaltim/Nevrianto Hardi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM - Ada doa yang bisa dibaca saat fenomena gerhana bulan atau matahari terjadi.

Peristiwa gerhana, baik matahari atau bulan, dalam islam merupakan fenomena yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah.

Sholat gerhana dan juga membaca doa saat melihat gerhana merupakan beberapa anjuran dalam syariat Islam saat terjadi fenomena Gerhana ini.

Di sepanjang tahun 2022 ini, ada sebanyak 4 fenomena gerhana yang akan terjadi.

Terkini, yakni gerhana bulan total pada 16 Mei 2022 dengan puncak gerhana pukul 04.11.33 UT atau 11.11.33 WIB.

Gerhana ini tidak dapat disaksikan di Indonesia karena bulan sudah di bawah ufuk.

Gerhana ini dapat disaksikan di benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah dam sebagian besar Osenia.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menerangkan, fenomena astronomi Gerhana yang dapat diamati di Indonesia pada 2022 ini yakni Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022 nanti.

Baca juga: Besok Terjadi Gerhana Matahari di Sejumlah Wilayah di Dunia, Tak Bisa Diamati di Indonesia

Baca juga: Mengenal Jenis Gerhana Matahari Total, Cincin, dan Sebagian, serta Gerhana Bulan Total dan Penumbra

Fenomena Gerhana dalam Islam

Dalam pandangan Islam, fenomena gerhana, baik matahari atau bulan, merupakan fenomena keajaiban alam yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah.

Hal itu seperti dinyatakan dalam sebuah Hadist riwayat Al- Bukhari, seperti dikutip laman Kemenag.

حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا  زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata: “Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali tampak.” (H.R. Al-Bukhari).

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya tuntunan syariat ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain yaitu:

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini