Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai bagian kerjasanya dengan Fujian Normal University (FNU), Program Studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) telah mengirimkan ratusan mahasiswa prodi Mandarin, dan pimpinan fakultas ke Tiongkok.
Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarin dalam program 6 bulan, 1 tahun, dan program pascasarjana.
"Pihak FNU juga mengirimkan puluhan tenaga pengajar ke UAI, antara lain guru Bahasa Mandarin, guru tari-tarian tradisional dan beladiri China (Wushu), guru Sastra dan Kesenian China," kata Rektor UAI, Asep Saefuddin di sela-sela pertemuan Forum Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Mandarin tingkat nasional di Jakarta belum lama ini.
Saat ini, program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok UAI juga tengah melaksanakan program Double Degree dengan International College of Chinese Studies melalui program 1+2+1.
Baca juga: PROFIL YouTuber Technoblade, Nama Aslinya, Karier, Anggota Keluarga, dan Penyebab Kematiannya
Tahun pertama mahasiswa berkuliah di UAI, kemudian tahun ke dua dan ketiga kuliah di FNU, dan tahun ke empat kembali ke UAI untuk menyelesaikan studi, dan akan mendapatkan dua gelar sarjana dari UAI dan juga Fujian Normal University.
Dikatakannya, puncak dari kerjasama kedua perguruan tinggi yang telah berlangsung sejak 2004 silam, dukungan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Luar Negeri adalah berupa Peresmian Pusat Bahasa Mandarin UAI bulan November 2010 dan kunjungan Yang Mulia Perdana Menteri China, Wen Jia Bao, pada bulan April 2011.
Asep Saefuddin menambahkan, saat ini minat masyarakat Indonesia untuk mempelajari bahasa maupun budaya Mandarin terus berkembang.
Hal ini tidak terlepas dari banyaknya investasi, produk, dan film dari China masuk Indonesia.
"Ditambah China yang berkembang pesat, secara tidak langsung membuka lapangan kerja," katanya.
Direktur PBM UAI Feri Ansori mengatakan, minat akan bahasa dan budaya China tidak terlepas dari kemajuan negara tirai bambu itu.
Belum lagi banyak warga keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia sehingga memiliki daya tarik tinggi.
Tentang pertemuan Forum Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Mandarin tingkat nasional ini, kata Feri diharapkan melalui kegiatan ini,, para guru dan kepala sekolah dapat bertukar informasi terkait bahasa maupun budaya Mandarin, sehingga generasi muda Indonesia bisa bersaing di kancah internasional, salah satunya China.