Ahmad Yani dan pasukan khususnya pun berhasil menumpas dan mengalahkan pemberontakan Darul Islam yang dulu dibentuk oleh Kartosuwiryo.
Atas prestasinya tersebut, Ahmad Yani dikirim untuk mengikuti kursus militer di Amerika Serikat.
Sekembalinya ke Indonesia, Ahmad Yani ditarik lagi ke Markas Besar TNI Angkatan Darat yang berlokasi di Jakarta dan menjadi staf umum Jenderal AH Nasution.
Pada 1958, Ahmad Yani berhasil meredam pemberontakan PRRI yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein di Sumatera Barat.
Prestasi tersebut kemudian membuat Ahmad Yani dilantik menjadi Panglima Angkatan Darat, menggantikan Jenderal AH Nasution.
Pada 30 September 1965 dini hari, Ahmad Yani diculik oleh pasukan yang bernama Cakrabirawa.
Cakrabirawa dipimpin langsung oleh Letnan Kolonel Untung yang diketahui berafiliasi dengan PKI.
Saat diculik di kediamannya, Ahmad Yani ditemukan sudah tewas dengan luka tembak.
Jasad Ahmad Yani kemudian dibawa dan dimasukkan ke dalam sumur yang berada di wilayah Lubang Buaya.
2. Mayor Jenderal Siswondo Parman
Jenderal Siswondo Parman atau S Parman lahir pada 14 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah.
Saat Jepang menjajah Indonesia, S Parman bekerja sebagai polisi militer yang dikenal dengan sebutan Kempetai.
Setelah Indonesia merdeka, S Parman memulai karier militernya dengan bergabung di TKR.
S Parman kemudian diangkat menjadi kepala staf polisi militer yang berada di Yogyakarta.