Namun, studi tersebut tak sampai ke tahap pembangunan.
Perjalanan perkeretaapian berlanjut di tahun 1942 setelah Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang.
Saat itu, perkeretaapian di Indonesia diambil alih oleh Jepang dan berganti nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang saat dikuasai jepang.
Lalu setelah kemerdekaan, dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.
Lalu pada 28 September 1945, Kantor Pusat Kereta Api Bandung diambil alih ke pemerintah Indonesia.
Di tanggal tersebut, juga menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).
Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Tiga tahun kemudian, melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda diambil alih.
Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.
Perjalanan Ganti Nama
Seletah menjadi DKA di tahun 1950, perkeretaapian Indonesia berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Lebih lengkapnya, berikut proses ganti nama perkeretaapian Indonesia:
- Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) 1945-1950