Saat itu juga dibentuk Kontak Biro sebagai sarana berkomunikasi kedua belah pihak.
Anggota Kontak Biro yang mewakili Indonesia adalah Residen Sudirman, Dul Arnawa dan Sungkana.
Sementara, pihak Inggris diwakili Mallaby dan Shaw.
Namun, setelah Bung Karno, Bung Hatta, dan Amir Syarifuddin kembali ke Jakarta, pertempuran Inggris dengan Indonesia di Surabaya terjadi lagi.
Meninggalnya Jenderal A.W.S Mallaby
Merasa bertanggung jawab, Kontak Biro pun mendatangi daerah pertempuran di Surabaya untuk mendamaikan kedua pihak.
Pada tanggal 30 Oktober 1945, para anggota Kontak Biro berangkat ke gedung Internatio dengan mobil.
Di gedung yang dikuasai oleh Inggis tersebut, masih terjadi kontak senjata anatara Inggris dengan Indonesia.
Arek-arek atau pemuda di Surabaya mengepung gedung Internatio dan mendesak Inggris untuk mengosongkan gedung Internatio.
Begitu Kontak Biro datang, arek-arek Surabaya justru marah lantaran melihat Mallaby.
Mereka ingin Mallaby dan tentara Inggris menyerah.
Ketika malam hari sekitar pukul setengah delapan malam, mobil yang dikendarai Jenderal Mallaby meledak.
Tewasnya Brigjen Mallaby ini memancing kemarahan pasukan Inggris.
Ultimatum Inggris mengancam Indonesia