Tanpa sengaja, kalung itu terjatuh. Permata-permatanya terceraiberai di lantai. Permaisuri sangat sedih.
Permaisuri terduduk dan menangis. Tangisan Permaisuri menyayat hati.
Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih melihat tingkah laku Putri yang mereka sayangi.
Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Aliran air menghanyutkan permata-permata yang berserakan. Air tersebut mengalir ke luar istana dan membentuk danau.
Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna-warna permata kalung Putri. Kini danau itu dikenal dengan nama Telaga Warna.
Disadur dari: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2014.
*) Disclaimer:
- Jawaban di atas hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.
- Sejumlah soal merupakan pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)