News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

5 Cara Penanganan Konflik Sosial yang Biasa Digunakan Menyelesaikan Masalah Individu atau Kelompok

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga RW 11 Tamansari yang terdampak proyek Rumah Deret melakukan unjuk rasa saat melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (7/12/2017). - Lima Cara Penanganan Konflik Sosial yang biasa digunakan menyelesaikan masalah individu atau kelompok, mulai menghindari, tawar-menawar hingga Kolab.

TRIBUNNEWS.COM - Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya.

Terjadinya konflik tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya.

Secara umum konflik terjadi karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain.

Dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.

Menurut Kartono, konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak dapat diserasikan.

Karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda.

Ilustrasi konflik sosial. (Istimewa)

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 207 Aktivitas 24 Kurikulum Merdeka: Konflik Sosial di Bandara YIA

Semua dapat tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

Adapun beberapa cara penanganan konflik sosial, mengutip Buku IPS kelas 8 Kurikulum Merdeka halaman 208 209, sebagai berikut.

Cara Penanganan Konflik Sosial

Terdapat lima cara yang biasa digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.

1. Menghindar

Beberapa orang merasa tidak ada manfaatnya melanutkan konflik.

Hal ini mungkin disebabkan bahwa dia tidak yakin akan menang.

Ia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain.

Orang ini berusaha menauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.

2. Memaksakan Kehendak

Ada individu atau kelompok yang memandang pendapat atau idenya paling benar.

Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.

Ia atau mereka berusaha menguasai lawan dan memaksa mereka agar menerima penyelesaian yang diinginkan.

Kepentingan pribadinya dianggap paling penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting.

Baca juga: Mengenal 77 Cabang Iman Berkaitan dengan Niat, Lisan, dan Anggota Badan

3. Menyesuaikan Keinginan Orang Lain

Beberapa individu ingin diterima dan disukai orang lain.

Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmonis).

Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.

4. Tawar-menawar

Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya.

Serta meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.

5. Kolaborasi

Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan.

Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah.

Serta mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini