Yos Sudarso diserahi tugas sebagai Deputi Operasi.
Tugas yang berat bagi Yos Sudarso.
Kisah heroik mengenai pertempuran Yos Sudarso akhirnya terjadi pada tanggal 15 Januari 1962.
Ketika itu Yos Sudarso melakukan patroli dengan membawa tiga kapal, yakni KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau di bawah komandonya.
Operasi senyap tersebut dilakukan di sekitar wilayah perairan laut Aru di sekitar wilayah Maluku.
Tidak lama kemudian pesawat Neptune Belanda yang melakukan patroli menjatuhkan flare.
Keadaan yang ketika itu sunyi dan gelap kemudian berubah terang benderang.
Di balik terang cahaya, tiga kapal Belanda dengan persenjataan lengkap dan ukuran lebih besar ternyata telah menunggu kapal yang sedang menjalankan misi rahasia tersebut.
Kolonel Sudomo lalu memerintahkan tembakan balasan namun meleset.
Yos Sudarso yang sadar bahwa pertempuran ini bakal tidak seimbang dalam hal persenjataan kemudian memerintahkan ketiga kapal yang ia komandoi untuk mundur sementara.
Namun, Belanda yang menyangka gerakan itu adalah manuver untuk menyerang segera melepaskan tembakan duluan sebelum kembali diserang.
Naas, KRI Macan Tutul yang ditumpangi oleh Komodor Yos Sudarso macet.
Yos Sudarso pun berpikir keras, harus ada kapal Republik yang selamat.
Dikisahkan dalam buku yang ditulis Moh. Oemar, Laksda TNI-AL Anumerta Yosaphat Soedarso (2006), Macan Tutul lantas pasang badan sebagai umpan, memberi peluang dua KRI lainnya meninggalkan medan laga.
Kapal tempur Karel Doorman milik Belanda itu lantas menembaki KRI Macan Tutul, meski tembakan pertama meleset mengenai kapal tersebut.
Pada kesempatan berikutnya, tembakan yang dilakukan kapal perusak Belanda akhirnya tepat mengenai badan kapal KRI Macan Tutul.
Kalimat terakhir dari komodor Yos Sudarso sebelum kapalnya karam yakni, "Terus kobarkan semangat pertempuran!"
Ia pekikan melalui radio ke dua kapal lainnya yang berhasil selamat, dan kemudian dijadikan tawanan oleh Belanda.
KRI Macan Tutul yang bernomor lambung 650 itu pun terbakar dan perlahan-lahan karam ke dasar Samudera bersama 24 kru kapalnya.
Sementara itu, 53 anggota kru kapal lain yang selamat kemudian dijadikan tawanan Belanda.
Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menaikkan pangkat Yos Sudarso menjadi Laksamana Muda TNI AL Anumerta dan mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 088/TK/Th. 1973. Tanggal 6 November 1973.
Ayo Kita Dalami
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Siapakah Yos Sudarso menurut kisah di atas?
Jawaban: Yos Sudarso merupakan prajurit Angkatan Laut Republik Indonesia yang gugur di Laut Aru.
2. Apakah tugas yang dilaksanakan Yos Sudarso?
Jawaban: Yos Sudarso mendapat tugas untuk menjaga keamanan di wilayah laut Indonesia.
3. Mengapa Yos Sudarso berani melaksanakan tugas sehingga dirinya gugur di Laut Aru?
Jawaban: Karena saat dilantik menjadi prajurit, Yos Sudarso telah mengucapkan janji atau sumpah prajurit untuk melaksanakan tugas meski dengan risiko kapal yang ditumpanginya, yakni KRI Macan Tutul tenggelam. Yos Sudarso membuktikan dirinya setia dalam tugasnya dan memenuhi sumpahnya.
4. Apa isi janji atau sumpah yang diucapkan oleh seseorang ketika dilantik menjadi prajurit atau tentara?
Jawaban: Sumpah yang diucapkan seseorang saat dilantik menjadi prajurit berisi janji kesetiaan dan kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Sumpah atau janji tersebut bukan hanya kata-kata, tetapi kesungguhan hati untuk melaksanakan tugas dengan risiko terburuk yang dihadapi dalam tugasnya.
5. Apa teladan yang dapat kita petik dari kisah kepahlawanan Yos Sudarso?
Jawaban:
- Yos Sudarso berani membela kebenaran.
- Yos Sudarso memperjuangkan kedaulatan Indonesia yang dicintainya.
- Yos Sudardso menjunjung tinggi dan setia kepada sumpah serta janjinya.
- Yos Sudarso rela berkorban, meskipun harus gugur di medan perang.
Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 Halaman 75 Kurikulum Merdeka Bab 2: Daud dan Goliat
Disclaimer:
- Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)