News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Sistem Tanam Paksa: Dampak Positif dan Negatif Bagi Rakyat Indonesia

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi komoditi perkebunan masa hindia belanda - Inilah dampak postif dan negatif dari sistem Tanam Paksa bagi rakyat Indonesia, dicetuskan oleh gubernur jenderal Johannes van den Bosch.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah dampak postif dan negatif dari sistem Tanam Paksa bagi rakyat Indonesia.

Johannes van den Bosch adalah gubernur jenderal yang mencetuskan sistem cultuurstelsel atau tanam paksa pada 1930.

Sistem tanam paksa yaitu rakyat Indonesia terutama petani diwajibkan untuk menanam komoditas yang sesuai permintaan pemerintah di tanah milik mereka sendiri.

Di antaranya kopi, tembakau, tebu, teh, lada, kayu manis, dan kina.

Tanaman tersebut merupakan komoditi ekspor yang menunjang kebutuhan ekonomi dari pemerintah Hindia Belanda di Indonesia.

Namun, dalam penerapan sistem Tanam Paksa, tentu memiliki dampak postif dan negatif bagi rakyat Indonesia.

Berikut dampak postif dan negatif dari sistem Tanam Paksa, mengutip dari Buku Sejarah Kelas 11 KuriKulum Merdeka.

Pembukaan perkebunan di kawasan Priangan sekitar tahun 1907-1937. Era budidaya tanaman kopi berdasarkan kerja paksa dimulai di Priangan pada awal abad ke-19. Konsep ini disebut Preangerstelsel. Sistem inilah yang kemudian mengilhami Cultuurstelsel atau tanam paksa di berbagai wilayah di Hindia Belanda. (National Museum van Wereldculturen (TM 10024157) via Kompas.com)

Baca juga: Siapakah yang Menerapkan Tanam Paksa di Masa Kolonial? Buku Tema 7 Kelas 5 Halaman 33 Subtema 1

Dampak Positif dari Sistem Tanam Paksa

a. Beberapa komoditas ekspor diperkenalkan dan mengalami perluasan.

Yakni kopi, teh, kayu manis, dan lada yang ditanam di lahan hak milik rakyat.

b. Jumlah produksi dan ekspor tanaman perkebunan semakin meningkat.

Hal ini nyatanya berhasil membawa Hindia Belanda menjadi salah satu negara produsen utama beberapa komoditas ekspor yang dikirim ke pasar Eropa.

Di antaranya adalah kopi, tebu, tembakau, dan lada.

c. Dengan masukkan pengetahuan dan alat perkebunan dari Barat, petani dapat menguasai teknologi budidaya tanaman baru.

d. Setelah sebelumnya menanam dan menjual hasil perkebunan dengan cara konvensional.

Melalui sistem ini masyarakat dapat mengenal sistem perkebunan yang lebih komersial.

Baca juga: Perbedaan Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis

Penerapan sistem cultuurstelsel, membuat pemerintah Hindia Belanda berhasil mendapatkan keuntungan berkali lipat.

Pengeluaran anggaran belanja kerajaan tertutup dari pendapatan.

Hutang Belanda pun menjadi berkurang dan banyak terlunasi.

Melalui sistem itu juga membuat perdagangan kegiatan ekonomi Belanda semakin berkembang pesat.

Hal itulah yang membuat Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.

Dampak Negatif dari Sistem Tanam Paksa

a. Sawah dan ladang milik rakyat menjadi terbengkalai dan tidak menghasilkan panen yang bagus.

b. Beban hidup rakyat semakin berat. Terlebih karena mereka harus menyerahkan sebagian dari tanah milik dan hasil panen.

Rakyat juga turut menanggung risiko jika terjadi kegagalan panen.

c. Mengalami tekanan fisik dan mental. Mereka tidak bisa mencari nafkah dan tingkat kemiskinan semakin tinggi.

d. Muncul wabah penyakit sehingga jumlah penduduk menurun.

Baca juga: Pengaruh Sistem Tanam Paksa/Cultuur Stelsel Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia

Lebih lengkapnya tentang materi sekolah lainnya klik disini.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini