Kedua macam aib tersebut dapat disematkan kepada manusia, meski yang banyak dibicarakan adalah aib yang masuk kelompok kedua.
Kedua macam aib tersebut juga selalu ingin disembunyikan dan ditutupi, karena dapat menimbulkan malu hingga minder.
Baca juga: Ikhlas: Pengertian, Tingkatan, dan Manfaat
Aib dan Media Sosial
Kemajuan dan perkembangan teknologi membawa dampak positif dan negatif bagi manusia.
Masih dikutip dari sumber yang sama, salah satu penyalahgunaan teknologi adalah orang begitu mudah membuka aib orang lain.
Hal tersebut kemungkinan dilatarbelakangi adanya rivalitas (persaingan), persinggungan kepentingan, bahkan sifat iri dengki yang dimiliki.
Pada zaman sekarang, orang begitu mudah tumbang nama baik dan martabatnya dari penyalahgunaan media sosial (medsos), baik dari WhatsApp, Twitter, Instagram maupun Facebook, Telegram, maupun Blog.
Mencari-cari kesalahan atau aib orang lain merupakan perbuatan tercela.
Baca juga: Tablig: Pengertian, Ketentuan, dan Praktik Bertablig
Allah Swt dalam Q.S. al-Hujurat/49 ayat 12 berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang."
Berdasarkan isi kandungan ayat tersebut, Allah Swt melarang orang beriman melakukan prasangka buruk, mencari-cari kesalahan pihak lain, dan melarang bergunjing.
Bahkan, orang yang gemar bergunjing diumpamakan seperti orang yang memakan daging saudaranya yang sudah meninggal.
Akibat Aib
Membuka aib orang lain, sama saja dengan membuka aib diri sendiri.
Selain itu, aib bukan saja membawa madharat (bahaya) kepada yang bersangkutan, tetapi juga pihak lain, termasuk masyarakat luas.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)