TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) kembali meraih penghargaan Anugerah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam acara puncak Bulan Merdeka Belajar 2023.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) di Gedung Seni Trimurti, Kawasan Ramayana Ballet, Prambanan, Yogyakarta, pada Senin (29/5/2023).
Baca juga: Puskapol UI: Keterwakilan Perempuan di Pemilu Jadi Komitmen Negara Sejak Inpres 9/2000 Diterbitkan
Hadir dalam acara tersebut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Nakarim beserta seluruh jajaran dan para undangan dari beberbagai Kementerian Lembaga, dan Mitra MBKM baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam gelaran tersebut, UI berhasil mempertahankan predikat terbaik satu perguruan tinggi dengan presentase jumlah mahasiswa mengikuti program MBKM terbanyak di Indonesia.
Baca juga: Menteri Nadiem Makarim Kukuhkan Bulan Mei Sebagai Bulan Merdeka Belajar
Menurut data yang dihimpun Dikti, tercatat sebanyak 13.078 mahasiswa UI telah mengikuti beragam program MBKM.
Jumlah tersebut setara dengan 60,15 persen jumlah mahasiswa sarjana dan diploma yang eligible mengikuti MBKM. Dengan perolehan tersebut, UI berada jauh di depan UPN Veteran Jawa Timur dengan capaian 5554 peserta (49,46 persen) di urutan kedua, serta ISI Denpasar menyusul di urutan ketiga dengan 475 peserta (50,64 persen).
Penghargaan tersebut disampaikan secara langsung oleh Dirjen Dikti Prof Nizam, kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof Abdul Haris.
“Capaian ini merupakan prestasi bersama dan hasil kolaborasi seluruh pihak di Universitas Indonesia. Terima kasih kepada para mahasiswa yang konsisten menunjukkan animonya dalam aktualisasi diri melalui MBKM, kepada para dosen yang bersedia menjadi pendamping dan pembimbing, kepada para mitra yang telah menyediakan aneka wahana belajar, serta manajemen di tingkat universitas dan fakultas yang telah bahu membahu tata kelola implementasi MBKM,” ujar Prof. Haris.