News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Mengenal Molekul Ozon di Atmosfer, Penipisan Ozon dan Dampaknya terhadap Bumi

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemanasan global - Berikut ini penjelasan tentang molekul ozon yang berada di atmosfer. Penipisan lapisan ozon memicu pemanasan global.

TRIBUNNEWS.COM - Atmosfer adalah lapisan pelindung Bumi.

Di atmosfer, terdapat molekul ozon yang terdiri dari tiga atom oksigen, yang mana molekul oksigen terdiri dari dua atom oksigen.

Jumlah molekul ozon lebih sedikit dari molekul oksigen.

Molekul ozon di atmosfer memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan kehidupan di Bumi.

Tergantung di mana ozon berada, ia dapat melindungi atau membahayakan kehidupan di Bumi.

Baca juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 10 Halaman 218 Kurikulum Merdeka: Atmosfer dan Molekul Ozon

Lapisan Ozon di Atmosfer

1. Ozon di Stratosfer

Sebagian besar ozon berada di stratosfer (lapisan atmosfer antara 10 dan 40 km di atas kita).

Ozon di strastofer berfungsi sebagai perisai untuk melindungi permukaan bumi dari radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya, mencegahnya mencapai permukaan Bumi.

Sehingga, ozon dapat menyerap bagian dari sinar UV yang disebut UVB.

UVB memiliki banyak efek berbahaya, termasuk kanker kulit, katarak, dan kerusakan pada beberapa tanaman dan kehidupan laut, dikutip dari United States Environmental Protection Agency.

2. Ozon di Troposfer

Sementara ozon di lapisan troposter (lapisan atmosfer dari permukaan hingga 10 km), merupakan polutan yang berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru dan tumbuhan, dikutip dari NASA.

Hampir semua aktivitas manusia terjadi di troposfer. 

Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi, tingginya hanya sekitar 5,6 mil (9 km).

Penipisan Ozon

Ilustrasi pemanasan global (freepik)

Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, SwissCham Dorong Penerapan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Para ilmuwan pada tahun 1970-an, menemukan fakta menipisnya lapisan ozon.

Konsentrasi ozon di atmosfer bervariasi secara alami tergantung pada suhu, cuaca, garis lintang, dan ketinggian.

Sedangkan zat yang dikeluarkan oleh peristiwa alam seperti letusan gunung berapi juga dapat memengaruhi tingkat ozon, dikutip dari European Comission .

Namun, fenomena alam ini tidak dapat menjelaskan tingkat penipisan yang diamati.

Sementara bukti ilmiah mengungkapkan bahan kimia buatan manusia tertentu adalah penyebabnya.

Zat perusak ozon ini sebagian besar diperkenalkan pada tahun 1970-an dalam berbagai aplikasi industri dan konsumen, terutama lemari es, AC, dan alat pemadam kebakaran.

Pemerintah dunia setuju pada akhir 1980-an untuk melindungi lapisan ozon bumi dengan menghapus secara bertahap zat perusak ozon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, di bawah Protokol Montreal.

Dampak Zat Perusak Ozon dan Perubahan Iklim

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Baca juga: Perubahan iklim: Bagaimana rasanya menjalani gaya hidup yang sangat rendah karbon?

Sebagian besar zat perusak ozon buatan manusia juga merupakan gas rumah kaca yang kuat.

Beberapa diantaranya memiliki efek pemanasan global hingga 14000 kali lebih kuat dari karbon dioksida (CO 2 ), gas rumah kaca utama.

Sehingga, penghentian global zat perusak ozon seperti hidroklorofluorokarbon (HCFC) dan klorofluorokarbon (CFC) juga memberikan kontribusi positif yang signifikan untuk memerangi perubahan iklim.

Namun, penghentian bahan itu berpotensi meningkatkan penggunaan gas jenis lain, seperti F gas.

Gas-gas berfluorinasi ini ('F-gas') tidak merusak lapisan ozon, tapi memiliki efek pemanasan global yang signifikan. 

Sehingga, pada tahun 2016, para pihak Protokol Montreal setuju untuk menambahkan jenis gas F yang paling umum, hidrofluorokarbon (HFC), ke dalam daftar zat yang dikendalikan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini